Tips Mengajarkan Pendidikan Seks pada Anak Usia Dini

Merebaknya kasus pelecehan seksual terhadap anak-anak membuat banyak orang tua khawatir akan nasib anaknya. Untuk mencegah pelecehan seksual terhadap anak, orang tua sebaiknya memberikan pendidikan seks pada anak sejak dini. Namun, tak jarang ada anggapan bahwa hal ini tabu untuk dilakukan.

Ada yang menganggap bahwa anak akan mengetahui hal yang tak semestinya dia ketahui, kemudian dia akan mencobanya. Meskipun demikian, nilai positif pemberian pendidikan seks pada anak lebih besar daripada dampak negatifnya. Lalu, bagaimana cara mengajarkan pendidikan seks pada anak usia dini? Ini dia tipsnya.

1. Kenalkan Anak dengan Bagian-Bagian Tubuhnya

Beberapa orang tua akan risi ketika menyebut vagina, penis, payudara, dan pantat di depan anak. Namun, Anda perlu mengajarkan anak tentang nama-nama alat reproduksi dengan jelas. Jika di kemudian hari dia mengalami gangguan atau ada keluhan dengan bagian tersebut, orang dewasa di sekitarnya akan lebih memahami kondisi si anak.

2. Kenalkan Anak dengan Bagian-Bagian Tubuh yang Tidak Boleh Disentuh dan Dilihat oleh Sembarang Orang

Jika anak telah mengetahui nama dari bagian tubuhnya, Anda boleh melanjutkannya dengan mengenalkan bagian tubuh yang tidak boleh disentuh dan dilihat oleh sembarang orang. Misalnya, bagian mulut, dada, kemaluan, serta pantat.

Ajarkan bahwa bagian-bagian tubuh tersebut boleh disentuh oleh beberapa orang saja. Misalnya, oleh ibu ketika memandikan anak dan membersihkan anak sehabis buang air, oleh dokter saat memeriksa anak ketika sakit.

3. Kenalkan Konsep Perbedaan Jenis Kelamin

Anak-anak cenderung memiliki rasa ingin tahu yang lebih tinggi daripada orang dewasa. Dalam mengajarkan pendidikan seks pada anak, ajarkan mengenai 2 jenis kelamin yang ada, yaitu laki-laki dan perempuan. Selain itu, ajarkan juga mengenai perbedaan bagian tubuh yang ada pada kedua jenis kelamin tersebut.

Misalnya, perempuan atau wanita memiliki vagina yang terhubung dengan rahim. Perempuan juga memiliki payudara yang kelak akan membesar untuk menyusui bayi di kemudian hari. Kemudian, laki-laki memiliki penis yang terhubung dengan testis dan laki-laki memiliki dada yang tidak akan membesar karena laki-laki tidak menyusui bayi.

4. Ajarkan Budaya Malu

Jika anak telah mengetahui bagian tubuh yang tidak boleh dilihat dan disentuh oleh sembarang orang, ajarkan pula mengenai budaya malu agar anak tak memperlihatkan bagian tubuh tersebut secara sembarangan.

Selain mengajarkan budaya malu, ajari juga mengenai etika atau kesopanan.

Selanjutnya, ajarkan anak untuk berkata “tidak” atau “jangan” ketika ada orang lain yang berusaha menyentuh bagian-bagian tubuh tersebut, menyuruh anak buka baju di depannya, dan menunjukkan bagian pribadi tubuhnya.

Untuk Anda yang beragama Islam, ada baiknya untuk mengajarkan pemakaian jilbab sejak dini pada putri Anda. Untuk yang beragama lain, Anda bisa mengajarkan anak untuk mengenakan pakaian yang sopan dan menutupi bagian pribadi dengan sempurna.

5. Ajari Anak untuk Melakukan Beberapa Hal jika Anak Mengalami Pelecehan Seksual

Pendidikan seks pada anak tak hanya mengenai pengenalan bagian-bagian tubuh dan fungsinya. Orang tua juga wajib mengajarkan hal-hal yang harus dilakukan jika ada orang lain yang hendak memegang area pribadinya, menyuruhnya buka baju, dan menunjukkan bagian pribadi tubuhnya.

Ajarkan anak untuk berlari menjauhi orang tersebut, berteriak minta tolong, dan melaporkan kejadian tersebut pada orang tua, guru, atau orang dewasa yang ada di sekitarnya.

Lima tips mengajarkan pendidikan seks pada anak tersebut bisa menghindarkan anak-anak Anda dari pelecehan seksual. Sedia payung sebelum hujan. Ajarkan pendidikan seks pada anak sebelum hal-hal yang tak diinginkan menghampiri anak.