4 Bahaya Memaksa Anak Mengambil Jurusan Studi yang Tidak Sesuai Minat dan Bakat Mereka

Setiap orang tua pasti punya mimpi tertentu untuk anak-anak mereka. Meskipun baik, belum tentu anak punya minat dan bakat yang sama. Sayang sekali, orang tua suka lupa akan bahaya memaksa anak mengambil jurusan studi yang tidak sesuai minat dan bakat mereka.

Bukankah semua orang tua pada dasarnya ingin yang terbaik untuk anak-anak mereka? Apalagi, pilihan karier orang tua dianggap sudah terbukti jadi sumber penghidupan ideal. Namun, yang menurut orang tua ideal belum tentu sama dengan pendapat anak.

Agar orang tua dapat lebih bijak dengan rencana kuliah anak, inilah empat (4) bahaya memaksa anak mengambil jurusan studi yang tidak sesuai minat dan bakat mereka­:

Anak jadi tertekan saat menjalani kuliah

Mengambil Jurusan Studi

pixabay.com

Melakukan sesuatu karena terpaksa bukan sesuatu yang menyenangkan. Meskipun anak ditekan dengan dengan bujukan ‘harus ikhlas menuruti orang tua’, pada kenyataannya banyak yang tidak bahagia. Menjalani kuliah jadi setengah hati. Karena tidak berbakat, apalagi tanpa minat, berusaha sekeras apa pun IPK tetap kecil.

Inilah bahaya memaksa anak mengambil jurusan studi yang tidak sesuai minat dan bakat mereka. Meskipun akhirnya lulus, IPK mereka tidak akan maksimal. Mereka bisa menjadi orang yang tidak bahagia karena terlalu dipaksa.

Anak jadi memberontak dan menjauh dari orang tua

pixabay.com

Pastinya, tidak ada orang tua mana pun yang menginginkan hal ini. Bahkan, anak sendiri juga sesungguhnya tidak mau. Namun, jangan sampai pemaksaan orang tua malah membuat anak jadi memberontak dan menjauh. Meskipun merasa bahwa pilihan orang tua lebih baik, dengarkan dulu argumen terkait pilihan anak.

Pada dasarnya, semua jurusan di universitas bermanfaat. Daripada memaksakan anak agar menuruti keinginan orang tua, lebih baik berdiskusi dulu mengenai pro dan kontra pilihan masing-masing. Bila anak yakin bisa serius berkomitmen dengan pilihannya, biarkan mereka membuktikan sendiri ucapan mereka.

Tapi, bila akhirnya anak memutuskan untuk mengikuti pilihan orang tua, pastikan ini bukan paksaan. Sesuatu yang dijalankan dengan ikhlas jauh lebih baik daripada dalam paksaan, apalagi ancaman.

Orang tua membuang-buang uang, sementara anak membuang-buang waktu dan tenaga

pixabay.com

Jangan dulu menyalahkan anak bila ini sampai terjadi. Misalnya: anak akhirnya berusaha menuruti orang tua dengan masuk ke jurusan pilihan mereka. Karena ternyata tidak minat maupun punya bakat, sekeras apa pun berusaha, IPK tidak bisa memuaskan. Bahkan, anak cenderung stres karena merasa gagal.

Ini juga bahaya memaksa anak mengambil jurusan studi yang tidak sesuai minat dan bakat mereka. Ada yang baru setahun sudah tidak tahan, lalu akhirnya ngotot minta pindah jurusan sama orang tua. Ada yang akhirnya malah putus asa dan membiarkan dirinya di-DO oleh kampus. Sayang sekali, bukan?

Potensi anak yang sebenarnya jadi tertutup oleh ambisi orang tua

pixabay.com

Anak ingin menjadi desainer grafis, sementara orang tuanya ngotot ingin sang anak menjadi dokter. Padahal, hasil tes bakat dan minat anak jelas-jelas menunjukkan dirinya lebih dominan di bidang seni. Apalagi, sekarang sudah era digital. Bukankah kesempatan bekerja di bidang desain grafis semakin terbuka lebar?

Ingat, setiap anak tidak sama. Jangan bandingkan anak Anda dengan sepupu mereka atau anak teman yang kuliah di fakultas kedokteran. Bahaya memaksa anak mengambil jurusan studi yang tidak sesuai minat dan bakat mereka adalah potensi anak yang tertutup – bahkan terbunuh – ambisi orang tua sendiri.

Meskipun niat setiap orang tua baik untuk anak, waspadai juga empat (4) bahaya memaksa anak mengambil jurusan studi yang tidak sesuai minat dan bakat mereka. Diskusikan bersama untuk pilihan terbaik sebelum anak menginjak bangku kuliah.

Exit mobile version