Sebelum mengetahui cara mengatasi frustrasi pada anak, mencari tahu penyebabnya adalah langkah awal. Bisa jadi, anak merasa kesal saat dibandingkan dengan saudara atau teman sekelas. Merasa lamban mencapai sesuatu, misalnya: bisa membaca cepat, juga bisa menjadi penyebabnya.
Banyak cara untuk mengatasi frustrasi pada anak, namun harus juga disesuaikan dengan usia mereka agar lebih efektif. Lima (5) cara dasar ini mungkin dapat Anda terapkan agar anak tidak lagi merasa terlalu stres akan sesuatu yang tidak bisa mereka kendalikan:
-
Biarkan anak curhat mengenai penyebab frustrasinya.
Ini langkah awal yang bisa diambil untuk mengatasi frustrasi pada anak. Alih-alih hanya menegur dan mengeluhkan kelakuan mereka, tanyakan penyebab mereka merasa stres. Biarkan anak bercerita hingga selesai dan merasa lega.
Sebagian anak mungkin ada yang kesulitan berbicara bila sedang di puncak rasa frustrasi. Tunggulah hingga mereka selesai mengungkapkan kekesalan mereka. Bila masih sulit, beberapa medium bisa digunakan oleh anak untuk bercerita. Misalnya: menulis atau menggambar.
-
Cek jadwal tidur anak.
Banyaknya tugas sekolah termasuk les kadang menjadi penyebab frustrasi pada anak. Meskipun tugas sekolah merupakan bagian dari proses pembelajaran mereka, mungkin ada beberapa kegiatan les yang bisa sedikit dikurangi.
Contoh: sebisa mungkin kosongkan akhir pekan dari kegiatan yang terlalu padat, kecuali bila benar-benar penting. Disiplinkan anak dengan tidak membiarkan mereka menonton TV atau bermain gawai hingga larut malam.
-
Ajak anak melakukan kegiatan ringan bersama yang menyenangkan.
Carilah waktu seluruh anggota keluarga benar-benar sedang bebas. Tidak perlu mahal-mahal. Memasak bersama atau piknik dadakan bisa menjadi contoh kegiatan ringan pengusir frustrasi pada anak. Biarkan mereka memilih permainan yang mereka suka, selama tidak harus terkait dengan gawai.
Saat pikiran anak beristirahat sejenak dari yang menjadi penyebab frustrasi, maka mereka akan jauh lebih tenang saat kembali menghadapi masalah mereka.
-
Mengajak anak untuk fokus pada solusi daripada masalah.
Untuk setiap usia dan penyebab frustrasi, caranya mungkin berbeda-beda. Misalnya: anak berusia 1 – 3 tahun yang frustrasi karena merasa gagal mengerjakan sesuatu. Bila sudah kesal, sebaiknya jangan dipaksa untuk menyelesaikan tugasnya. Berilah waktu tambahan dan yakinkan bahwa yang penting anak sudah berusaha.
Bila anak sudah di usia sekolah dasar atau remaja, permasalahannya akan semakin kompleks. Biasanya, anak sudah lebih dapat berpikir kritis dan berusaha mencari solusi. Meskipun belum tentu efektif, setidaknya Anda tidak membiarkan mereka hanya menjadi pengeluh. Setiap frustrasi pada anak pasti bisa diatasi.
-
Yakinkan bahwa setiap anak punya kelebihan masing-masing.
Dibanding-bandingkan pasti tidak pernah enak. Mungkin sebagai orang tua, Anda tidak melakukannya. Namun, kadang orang lain di luar sana, seperti guru maupun orang tua murid lain, gemar melakukannya. Inilah yang menjadi penyebab frustrasi pada anak.
Pertama, ajaklah anak untuk memahami bahwa dalam hidup, tidak semua bisa dan ada dalam kendali mereka. Meskipun menjengkelkan, mereka harus belajar menerima bahwa tidak semua hal harus selalu dipikirkan.
Setelah itu, ajaklah anak untuk lebih fokus pada diri sendiri, termasuk kelebihan dan tujuan mereka belajar. Misalnya: bisa jadi anak tidak begitu jago matematika seperti temannya di kelas, namun sangat pandai mengarang atau menggambar. Yakinkan anak bahwa setiap manusia berbeda-beda dan punya kelebihan masing-masing.
Memang banyak hal yang akan selalu membuat frustrasi pada anak. Alih-alih terlalu melindungi mereka dan memaklumi ekspresi kemarahan mereka yang tidak sehat, Anda bisa mencoba lima (5) cara ini.