5 Tips untuk Anak Menghadapi Berita Kekerasan di Media
Anda menonton berita setiap hari di televisi. Banyak berita kekerasan yang ditampilkan seperti perampokan, pembunuhan, kecelakaan, bencana alam, hingga terorisme. Saat Anda menonton berita di ruang televisi, tanpa disadari anak Anda juga turut menyimak. Ternyata hal ini berdampak terhadap psikologis anak dan orang tua harus mencari cara menghadapi berita kekerasan.
Berita tersebut biasanya ditampilkan secara berulang, dari pagi hingga malam. Peristiwa ini dapat mengakibatkan emosi yang intens dan trauma terhadap anak. Jika dibiarkan dan tidak segera ditangani, ini akan menjadi beban yang bagi anak.
American Psychological Association (APA) mengungkapkan lima tips untuk mengatasi bagaimana jika anak mengalami tekanan akibat peristiwa yang traumatis, yaitu:
Jaga diri Anda
Jaga diri Anda sehingga Anda dapat menjaga anak Anda. Jadilah contoh untuk anak Anda tentang cara menghadapi peristiwa traumatis. Misalnya, berita terorisme sempat marak di layar kaca. Jika Anda ketakutan, maka anak Anda juga akan ketakutan. Anda harus berusaha untuk bersikap tenang.
Jadwalkan kegiatan reguler seperti sarapan atau olahraga bersama untuk mengembalikan rasa aman pada anak. Buatlah anak Anda yakin bahwa meskipun banyak hal buruk yang terjadi di luar sana, kehidupannya berjalan seperti biasa.
Bicara pada anak Anda
Agar anak dapat menghadapi berita kekerasan, maka Anda harus bisa membicarakan tentang kecemasan dan kekhawatiran yang dirasakan anak Anda. Mampu untuk mengungkapkan perasaan bisa jadi langkah pertama bagi mereka merasa aman dan mengatasi dengan hal-hal yang terjadi di sekitarnya.
Tentunya Anda harus bisa mengemukakan dan membicarakan sesuai dengan usia anak Anda. Penting bagi mereka mengetahui bahwa Anda akan selalu ada untuk mendengarkan mereka.
Beri jeda dari paparan berita
Anak Anda bisa mendapatkan berita dari internet, televisi, atau koran. Agar mereka dapat menghadapi berita kekerasan, Anda harus membatasi waktu mereka menonton berita karena paparan informasi tersebut akan memberatkan kecemasan dan ketakutan mereka.
Jadwalkan untuk melakukan hal-hal yang kalian suka seperti karaoke di rumah atau nonton film bersama.
Jadikan rumah sebagai tempat yang aman
Anak, berapa pun usia mereka, selalu menganggap rumah sebagai tempat yang aman saat mereka kewalahan dengan segala yang terjadi di luar sana. Bantu anak dengan membuat rumah sebagai tempat yang penuh dengan ketenangan dan kenyamanan. Sebagai orang tua, Anda harus bisa menahan untuk tidak melontarkan pendapat yang membuat situasi semakin panas saat menonton berita.
Amati jika ada tanda stress, takut, dan cemas
Setelah peristiwa traumatis, sangat tipikal bagi anak-anak dan orang dewasa mengalami berbagai macam emosi seperti ketakutan, shock, kemarahan, duka, hingga kecemasan.
Perilaku anak Anda juga bisa berubah sebagai respon dari peristiwa tersebut. Perhatikan jika anak mengalami susah tidur, sulit konsentrasi di sekolah, atau tidak nafsu makan. Ini merupakan respons normal dan akan hilang dalam beberapa bulan.
Sebagai cara untuk menghadapi berita kekerasan, dorong anak Anda mengemukakan perasaannya dengan mengobrol atau menulis jurnal. Beberapa anak merasa nyaman untuk meluapkan perasaan dengan menggambar.
Jika anak Anda mengalami peristiwa traumatis yang signifikan dan berlangsung lama, Anda harus konsultasi dengan konselor di sekolah atau mencari pertolongan profesional di area Anda.
Anda tidak bisa mengendalikan berita yang akan disiarkan. Anda juga tidak bisa mengendalikan agar hal-hal buruk di dunia tidak terjadi. Namun, sebagai orang tua, Anda bisa membekali cara-cara menghadapi berita kekerasan untuk anak Anda, sehingga Anda bisa mengurangi dampaknya.
How useful was this post?
Click on a star to rate it!
Average rating 0 / 5. Vote count: 0
No votes so far! Be the first to rate this post.
Be the first to write a comment.