Alat Peraga Matematika, Media Pembelajaran Anti Tegang

Setiap siswa cenderung memiliki kekurangan dan kelebihan terhadap suatu subjek. Lantas, menjadi tugas guru untuk memaksimalkan dua hal tersebut agar mendapatkan nilai sebaik mungkin. Khusus pada ilmu eksak yang mengandung unsur penghitungan, penyampaian materi diperlukan usaha ekstra lantaran dinilai sebagai momok. Alhasil, Alat Peraga Matematika harus diterapkan demi mengurangi ketegangan tersebut.

Pengertian Alat Peraga Matematika

 

Sebelum mengacu pada subjek ini, terlebih dahulu memahami tentang Alat Peraga Pendidikan. Faizal (2010) mendefinisikan sebagai instrumen audio maupun visual yang digunakan untuk membantu proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan membangkitkan minat siswa dalam mendalami suatu materi.

Jika berfokus pada Alat Peraga Matematika, maka memiliki artian sebuah alat yang digunakan untuk mengeksekusi segala bentuk penghitungan serta perantara penyampaian berbagai rumus-rumus.

Saat anak masuk TK, orang tua pun bisa membuat Alat Peraga Matematika bernama Pohon Angka untuk menambah kesiapan dalam belajar.

Fungsi Alat Peraga Matematika

 

Selain mengurangi ketegangan selama proses pembelajaran, Alat Peraga Matematika dapat mempermudah siswa dalam memahami abstraksi serta konsep suatu pembahasan. Sementara untuk guru, penyampaian materi menjadi lebih berkembang dan menguntungkan dari segi efisiensi waktu. Lebih-lebih, sangat menunjang penerapan subjek ke realitas.

Syarat-Syarat Alat Peraga Matematika

 

Dibedakan menjadi dua jenis yaitu alat peraga asli dan alat peraga benda tiruan. Agar masing-masing memberikan manfaat yang maksimal untuk siswa selama proses pembelajaran, harus memperhatikan berbagai hal.

Alat peraga tidak harus memerlukan banyak biaya dalam pembuatan, sangat bergantung pada kreativitas guru. Selain itu, tahan lama dan memiliki bentuk yang sederhana, sehingga mudah dalam hal penyimpanan.

Sebagai sarana penyampaian materi, menyesuaikan dengan tingkatan pendidikan menjadi syarat mutlak. Kemudian, lebih baik jika satu alat peraga bisa mencakup beberapa materi sekaligus. Nah, yang paling penting, harus menarik dari segi bentuk dan warna.

Meski menguntungkan untuk guru dan siswa, bukan berarti alat peraga selalu cocok jika diterapkan untuk semua materi. Pada Matematika, terkadang justru menyulitkan lantaran konsep pemahaman harus dilakukan tanpa perantara.

Contoh Alat Peraga Matematika

 

Tidak ada bentuk pakem dari sebuah alat peraga. Semua bergantung pada kreatifitas, kebutuhan siswa, dan ketersediaan dana. Sebagai inspirasi, berikut contoh-contoh yang bisa dipakai selama proses pembelajaran.

• Statistika merupakan topik yang gampang-gampang susah, karena memerlukan ketelitian lebih dalam melakukan penghitungan. Selain itu, konsep materi cukup membingungkan dengan banyak istilah-istilah. Alhasil, Alat Peraga Matematika bernama Pantik (Papan Statistika) akan sangat membantu pemahaman siswa.
• Sudut-sudut trigonometri masuk materi Matematika yang memiliki konsep kompleks. Oleh karena itu, dibutuhkan alat peraga untuk memaparkan secara nyata. Triangles merupakan nama media pembelajaran ini. Menentukan berbagai nilai sudut menjadi lebih mudah berkat bantuan kertas dan penggaris.
• Aljabar tidak kalah rumit dari dua topik di atas. Apalagi, bagi tingkatan SMP yang baru pertama kali mempelajari. Sebagai solusi, Mading Persamaan Liniear bisa digunakan untuk memudahkan pemahaman. Sesuai penamaan, bahan-bahan pembuat tergolong mudah dan murah.
• Mengacu pada tingkat pendidikan SMP kembali, mempelajari pola bilangan tidak kalah menantang. Untuk mengetahui masing-masing perbedaan, Tabung Pola yang terbuat dari kertas warna-warni dan stirofoam.
• Mempelajari bangun ruang memerlukan kemampuan abstraksi, sehingga dapat membayangkan setiap sisi objek. Guru dapat memanfaatkan konsep ular tangga sebagai alat bantu bernama Ultra 3D agar siswa dapat menyaksikan bentuk-bentuk tersebut secara nyata.

Alat Peraga Matematika merupakan alat bantu yang mempermudah untuk penyampaian segala bentuk penghitungan serta rumus-rumus. Dalam penerapan, harus memperhatikan serangkaian syarat agar mendapatkan pemahaman siswa secara maksimal. Tidak kalah penting, guru harus memahami kecocokan topik dalam penggunaan.