Anak Berpacaran. Orang Tua Melarang Atau Mengizinkan?
Saat anak beranjak remaja, biasanya orang tua akan semakin penasaran dengan kehidupan pribadi anak. Hal ini wajar karena setiaporang tua ingin anaknya memiliki pergaulan yang benar dan mendapatkan pengalaman hidup yang baik saat beranjak dewasa, termasuk ketika anak berpacaran?
Memasuki usia pubertas, anak mulai mengalami ketertarikan pada lawan jenis. Jika anak zaman dulu masih malu-malu saat mencari pacar, anak zaman sekarang mungkin malu kalau tidak mendapatkan pacar.
Perkembangan teknologi rupanya juga ikut mengubah budaya pergaulan di kalangan remaja. Oleh karena itu, sebagai orang tua, Anda harus menyiapkan diri sebaik mungkin saat anak memasuki masa-masa tersebut.
Ketika mendapati anak menjalin hubungan dengan lawan jenis alias berpacaran, sikap seperti apa yang akan Anda tunjukkan sebagai orang tua? Apakah akan melarang atau justru mengizinkannya?
Usia yang tepat untuk pacaran
Menurut dr. Ron Eagar, seorang dokter anak dari Denver Health Medical Center, Amerika Serikat, usia 16 tahun ke atas adalah saat yang cocok bagi anak untuk mulai berpacaran. Hal ini dikarenakan pada usia ini biasanya kedewasaan dan perkembangan psikologis seseorang sudah cukup baik. Pendapat ini disetujui juga oleh Leslie Beth Wish, seorang psikolog klinis dari Amerika Serikat.
Namun, ternyata ada faktor selain usia yang mempengaruhi kesiapan seorang anak untuk berpacaran. Seorang adik berusia 15 tahun bisa saja lebih mampu menjaga hubungan dengan orang lain dibandingkan kakaknya yang 18 tahun. Semua tergantung dari kedewasaannya masing-masing.
Terkait hal tersebut, ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan di masa pubertasanaksebagai pertimbang, anapakah Anda akan mengizinkan anak berpacaran atau tidak.
Kematangan mental
Sebelum Anda mengizinkan anak berpacaran, pastikan terlebih dahulu mereka sudah cukup dewasa. Maksudnya, mereka sudah merasa memiliki tanggung jawab dalam dirinya dan melakukan kewajibannya. Apakah mereka bisa bangun pagi? Apakah mereka merapikan sendiri kamarnya? Apakah mereka tidak menyepelekan tugas dari sekolah?
Anak yang matang secara mental akan lebih mampu menjaga dan menghargai hubungannya dengan orang lain. Mereka mengerti apa yang baik dan tidak seharusnya dilakukan. Anak memiliki kesesuaian antara ucapan dan perbuatannya.
Kemampuan komunikasi yang baik
Dalam berelasi dengan orang lain, anak harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Melihatnya cukup sederhana. Misalnya, jika anak menginginkan sesuatu, apakah mereka menyampaikannya dengan baik atau dengan berteriak-teriak? Apakah anak jujur atau justru sering berbohong kepada Anda? Apakah anak hormat kepada orang tua?
Anak yang bisa berkomunikasi secara baik akan mampu menciptakan ikatan yang menyenangkan dengan orang lain. Mereka juga bisa lebih mudah diterima karena tidak menyakiti siapa pun dengan ucapannya. Komunikasi yang sehat selama anak berpacaran akan menghindarkan mereka dari percekcokan.
Kemampuan mengontrol emosi
Hal lain yang harus menjadi perhatian orang tua sebelum mengizinkan anak berpacaran adalah kemampuan mereka dalam mengendalikan emosi. Apakah mereka cepat marah saat dinasihati? Apakah mereka sering bertengkar dan berkelahi dengan teman-temannya? Saat bersedih dan di tengah keramaian, apakah mereka menangis menjadi-jadi?
Pengendalian diri terhadap emosi menggambarkan kemampuan anak menghadapi tantangan dalam kehidupannya. Anak yang masih tenggelam dalam emosinya akan cenderung menjadi beban bagi orang lain dan mengakibatkan dia dijauhi. Hal ini tentu membuat pengalaman yang tidak menyenangkan pada kedua belah pihak.
Jika akhirnya Anda mengizinkan anak untuk lebih mengenal lawan jenisnya dengan berpacaran, patut diingat bahwa anak juga seorang manusia yang bisa salah dan lupa. Setelah memberi izin, peran orang tua adalah mendampingi anak agar mereka tidak salah arah.
How useful was this post?
Click on a star to rate it!
Average rating 0 / 5. Vote count: 0
No votes so far! Be the first to rate this post.
Be the first to write a comment.