Kunjungan ke dokter gigi selalu menjadi momok yang menakutkan bagi anak-anak. Tidak jarang anak-anak menangis dan merengek minta pulang sesampainya di dokter gigi. Sebagai orangtua, kita pun jadi kesulitan dan serba salah. Padahal kunjungan ke dokter gigi sangat penting untuk menjaga kesehatan gigi anak dan mendukung tumbuh kembang mereka.
Lalu, apa yang perlu orangtua lakukan supaya anak tidak merasa takut pergi ke dokter gigi? Yuk, simak trik supaya anak tidak takut ke dokter gigi berikut ini!
Perkenalkan anak ke dokter gigi sejak balita
Kebanyakan orangtua membawa anaknya ke dokter gigi pada usia di atas 5 tahun ketika gigi mulai tanggal dan bolong. Pengalaman pertama yang menakutkan dan menyakitkan ini hanya akan membuat anak trauma. Oleh karena itu, sebaiknya perkenalkan dokter gigi sejak masa balita meskipun giginya tidak bermasalah. Pergilah ke dokter gigi untuk sekedar mengecek kesehatan gigi sehingga anak tidak perlu berhadapan dengan peralatan besar dan rasa sakit. Lama-lama anak akan terbiasa dengan kunjungan ke dokter gigi.
Tidak berbohong pada anak
via Pixabay
Agar anak mau pergi ke dokter gigi, biasanya orangtua akan berbohong kalau gigi anak tidak akan dicabut dan sebagainya. Padahal sesampainya di dokter gigi, gigi anak harus dicabut atau ditambal sehingga anak mungkin merasakan sakit. Hal ini sebaiknya tidak dilakukan karena anak akan hilang kepercayaan pada orangtua dan semakin membenci dokter gigi. Jika memang harus mencabut gigi yang goyah, sebaiknya orangtua jelaskan terlebih dulu secara singkat supaya anak lebih paham dan mampu mempersiapkan diri.
Biarkan dokter gigi yang menjelaskan
via Pixabay
Para dokter gigi sudah berpengalaman untuk menangani pasien anak-anak. Hindari ikut campur. Sebaliknya, biarkan dokter gigi yang menjelaskan prosedur pemeriksaan atau pengobatan gigi pada anak. Bahkan, ada beberapa dokter gigi yang mengijinkan anak untuk menjajal peralatan terlebih dulu sebelum betul-betul menggunakannya. Dengan demikian, anak bisa merasa tenang karena sudah mengenal alat dan cara kerjanya.
Menyiapkan mainan favorit
Ketegangan tidak hanya membuat prosedur pemeriksaan terhambat, tapi juga menguras tenaga si kecil. Untuk mengalihkan rasa takut atau stres, siapkan mainan favorit yang dapat mereka peluk dan mainkan selama duduk di kursi dokter gigi.
Tidak menunjukan rasa takut
via Unsplash
Bagi orangtua yang pernah mendapatkan pengalaman tidak menyenangkan selama ke dokter gigi atau mungkin masih merasa takut, sebaiknya tidak menunjukkan perasaan tersebut. Pasalnya, anak bisa menyadari perasaan takut orangtua dan terpengaruh olehnya. Mungkin Anda bisa mengalihkan perhatian dari mulut anak dan menggunakan kata-kata yang positif.
Beri pujian
Apabila anak berhasil berkunjung ke dokter gigi dengan berani dan rileks, berikan pujian yang sepantasnya. Hal ini mampu membuat anak menjadi lebih percaya diri dan menilai kunjungan ke dokter gigi sebagai kegiatan positif.
Hindari memberi hadiah setiap pulang dari dokter gigi. Anak-anak akan terbiasa dengan imbalan. Bahkan bisa menjadikan momen kunjungan ke dokter gigi untuk menginginkan hadiah tertentu. Lalu akan melemparkan tantrum ketika keinginannya tidak dituruti.
Tidak mengancam
via Asia One
Ketika anak makan permen, cokelat, kemudian tidak mau sikat gigi, orangtua kerap mengancam akan membawa mereka ke dokter gigi untuk cabut gigi. Anak pun akan menganggap dokter gigi sebagai hukuman. Alih-alih mengancam, lebih baik jelaskan tentang kesehatan gigi. Misalnya ajak anak untuk menyikat gigi dengan benar dan rutin, serta penyakit-penyakit apa saja yang mungkin dialami gigi beserta penyebabnya.
Pemilihan klinik dan lokasi juga bisa mengurangi rasa takut anak ke dokter gigi. Salah satu rekomendasi dokter gigi anak yang bisa Anda coba adalah Dentalosophy, yang berlokasi di EduCenter Building, BSD. Tempatnya nyaman untuk anak-anak, dan ditangani oleh tim dokter gigi profesional yang ramah anak. Semoga membantu!