Perundungan alias bullying adalah sesuatu yang marak terjadi di lingkungan sekolah. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, mulai dari perilaku buruk orang tua di rumah hingga acara dewasa yang secara tidak sengaja ditonton oleh anak-anak lantaran kurangnya pengawasan. Pembully di sekolah semakin keterlaluan saja karena banyak korban yang tidak berani melapor kepada guru dan orang tua mereka.
Bukan hanya menjadi korban, Anda juga harus khawatir apabila anak Anda menjadi pelaku perundungan. Ya, banyak orang tua yang takut anaknya menjadi korban perundungan di sekolah tetapi melupakan bahwa bisa saja anaknya menjadi pelaku. Jangan sampai hal buruk seperti dikeluarkan dari sekolah bahkan dilaporkan ke polisi menimpa anak Anda. Kenali beberapa kiat supaya anak tidak menjadi pembully di sekolah:
Jalin Kedekatan dengan Anak
Anak yang tidak dekat bahkan kurang diperhatikan oleh orangtuanya berpotensi besar menjadi pembully di sekolah. Pasalnya, mereka merasa bahwa untuk bisa diperhatikan, mereka harus melakukan sesuatu yang fenomenal seperti menyakiti orang lain. Dengan merundung temannya, dia menganggap bahwa temannya akan hormat dan mengakui keberadaannya.
Sesibuk apa pun Anda dengan pekerjaan di kantor, selalu jalin komunikasi yang baik. Tanyakan kepada anak mengenai apa yang dia lewati di sekolah, hal-hal apa yang mengganjal hatinya, serta ajaklah anak untuk bersenang-senang di hari libur.
Hindari Perilaku Kasar
Perilaku anak yang menjadi pembully di sekolah juga dapat disebabkan oleh sikap kasar orang tua di rumah, mulai dari hobi memarahi anak hingga melakukan kekerasan fisik. Ada dua hal yang dapat terjadi pada anak. Yang pertama, anggapan bahwa kekerasan itu merupakan hal yang wajar. Kedua, pemikiran bahwa meneruskan kekerasan kepada temannya akan membuat hatinya menjadi lega.
Anak memiliki hak untuk diperlakukan dengan baik. Bila anak melakukan kesalahan, marahi dengan tegas dan bukannya kasar. Jangan pernah sekali pun melakukan kekerasan fisik karena hal itu akan berdampak buruk pada psikologis anak dan juga melanggar hukum.
Jauhkan dari Tontonan yang Tidak Sesuai Umur
Sah-sah saja kok, memperkenalkan anak kepada gawai dan TV. Namun, perhatikan saat anak berinteraksi dengan kedua hal tersebut. Jangan sampai anak menonton tayangan-tayangan atau membuka situs yang tak sesuai umur, apalagi yang memuat kekerasan.
Kalau perlu, batasi akses gawai dengan aplikasi Mode Anak. Menyaksikan tontonan dengan muatan pornografi atau kekerasan saat belum dewasa tidaklah bijak karena mereka belum bisa membedakan antara yang baik dengan yang buruk.
Ajarkan untuk Menyelesaikan Masalah dengan Bijak
Anak membenci temannya karena suatu hal? Jangan ajarkan anak untuk menyelesaikan masalah itu dengan kekerasan. Coba diskusikan kepada anak tentang mengapa dia membenci temannya. Dengarkan pendapat anak dan jangan menghakimi dia.
Wajar bila anak-anak memiliki perasaan seperti iri atau marah. Namun, sebagai orang tua, Anda harus mengarahkan supaya anak tidak melampiaskannya dengan merundung temannya.
Pahami Keresahan Anak
Perundungan juga dapat terjadi lantaran anak tidak menyukai lingkungan sekolahnya atau bahkan gurunya. Nah, selalu tanyakan kondisi sistem belajar mengajar di sekolah serta karakter guru kepada anak. Bila ada pelajaran yang tidak dia sukai atau guru yang dia benci, biarkan anak menumpahkan perasaannya pada Anda. Setelah itu, cari solusinya bersama-sama. Misalnya dengan mencari metode belajar yang sesuai dengan anak.
Apabila ada guru yang bermasalah dengan anak, jangan ragu untuk menjadi mediator dengan datang ke sekolah. Namun, bersikaplah netral dan tidak berat sebelah, apalagi mati-matian membela anak padahal anak Anda memiliki kesalahan atau anak menjadi pembully di sekolah
Anak yang menjadi pembully di sekolah tidak seharusnya selalu dihakimi. Biar bagaimanapun, anak-anak adalah pribadi yang belum stabil, dan perilaku buruknya juga didasarkan pada pengaruh orang lain, termasuk orang tua. Jadilah orang tua yang bijak dan penuh perhatian ya.