3 Cara Efektif Bantu Anak Mengelola Stres
Siapa bilang stres hanya bisa dialami oleh orang dewasa? Nyatanya, anak-anak juga rentan mengalaminya, lo. Bedanya, orang dewasa sudah bisa mengelola stres dengan beragam pengetahuan, pengalaman, ataupun keahlian yang dimilikinya. Sedangkan pada anak, mekanisme fungsi stres tersebut masih sangat terbatas.
Dalam banyak kasus, sumber stresor bagi anak adalah pelajaran sekolah, pergaulan, dan kondisi keluarga. Pelajaran atau beban akademis yang tidak seimbang dengan kapasitas dan sumber daya anak, tentu bisa menimbulkan persoalan. Terlebih, jika penyampaian tersebut mengandung ancaman menurut pemahaman mereka. Pergaulan dan kondisi keluarga pun demikian halnya. Model pengasuhan dan pergaulan yang sarat dengan ancaman, ketakutan, dan ketidakseimbangan, sangat mungkin menjadi sumber stresor bagi anak.
Nah, ketika anak tengah menghadapi sumber-sumber stresor tersebut, orang tualah yang harus berperan penting untuk membantunya mengelola stres. Karena pada dasarnya, stres bisa berfungsi netral. Fungsi positif atau negatif tergantung bagaimana ia difungsikan. Berikut beberapa cara efektif membantu anak mengelola stres yang bisa Anda terapkan.
Bangun Komunikasi yang Terbuka
Langkah pertama untuk membantu anak mengelola stres adalah membangun kedekatan dengan anak. Usahakan agar Anda senantiasa bisa meluangkan waktu untuk mendengarkan keluh kesah mereka. Tunjukkan bahwa Anda selalu ada untuk mereka, dan selalu bisa menjadi pendengar yang baik untuk cerita-cerita mereka.
Dengan pola komunikasi yang demikian, anak tidak akan canggung untuk menceritakan segala hal, termasuk masalah-masalah yang sedang menimpanya. Dan ketika Anda telah mengidentifikasi masalah dan perasaan anak, Anda bisa mengambil langkah selanjutnya untuk membantu menyelesaikan permasalahan tersebut. Anda pun harus bijak untuk membantu mengatasinya.
Jangan pernah menunjukkan sikap meremehkan atau menyalahkan anak yang tengah dilanda masalah. Karena hal tersebut bisa memunculkan perasaan nobody helps them dalam diri anak. Sebaliknya, terlalu membela anak juga tidak sepenuhnya baik, karena hal itu pun bisa melemahkan mental anak. Yang perlu Anda lakukan adalah menemani dan merangsangnya untuk berefleksi dan berpikir untuk menemukan solusi dari masalah.
Memotivasi dan Membesarkan Hati Anak
Semua orang tua tentu menginginkan pencapaian terbaik dari putra-putrinya. Namun, ketika target tidak bisa dicapai anak, atau anak memang memiliki keunggulan di bidang lain, jangan pernah menghukum, mengejek, atau meremehkannya. Apalagi sampai membanding-bandingkan anak dengan anak lain. Sepatutnya orang tua bisa menerima anak dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Hingga tak ada lagi tuntutan berlebihan dari orang tua yang berpotensi menjadi sumber stres bagi anak.
Ketika anak mendapatkan nilai buruk atau gagal dalam ujian, beri motivasi dan besarkan hatinya. Ajak dia untuk kemudian meningkatkan kuantitas dan kualitas belajarnya, sesuai dengan kapasitas dan minatnya.
Mengantisipasi Kejadian atau Segala Hal yang Berpotensi Menjadi Stresor
Dalam upaya membantu anak mengelola stres, yang perlu orang tua lakukan adalah fokus pada persoalan. Serta bagaimana persoalan tersebut bisa diselesaikan dengan cara yang bisa membuat anak lebih baik dan lebih dewasa dari sebelumnya. Tentunya, orang tua pun harus terlebih dulu membenahi pola asuh agar hubungan orang tua dan anak bisa menjadi peredam stres, bukan malah menjadi salah satu sumber stres anak.
Untuk sumber stres yang tidak bisa diubah, seperti kematian atau kehilangan, Anda memang tidak bisa berbuat banyak selain membiarkannya. Namun untuk beberapa hal, sumber stres pada anak bisa diantisipasi. Misalnya untuk stres yang diakibatkan oleh beban akademis dan pergaulan.
Untuk mengantisipasi stres karena beban akademis, sebisa mungkin luangkan waktu untuk bisa menemani anak belajar. Serta, jalin hubungan yang kooperatif dengan guru, agar ketika anak berada dalam masalah, bisa cepat terdeteksi dan diatasi. Sedangkan untuk masalah pergaulan, Anda memang perlu membangun mekanisme mental pribadi anak dalam bergaul, agar anak bisa bergaul dengan baik dan positif dengan teman-temannya. Namun, jika suatu ketika anak mengalami praktik bullying, maka fokus Anda bukan lagi pada pribadi anak, tetapi pada masalah dan solusi.
Nah, itulah beberapa cara efektif untuk membantu anak mengelola stres. Semoga bermanfaat.
How useful was this post?
Click on a star to rate it!
Average rating 0 / 5. Vote count: 0
No votes so far! Be the first to rate this post.
Be the first to write a comment.