Beberapa bayi atau anak terkadang memiliki beberapa masalah, salah satu-nya adalah dengan kurang-nya zat besi atau defisiensi zat besi dalam tubuh, hal ini memang bisa di alami oleh beberapa bayi sejak dirinya lahir. Hal ini tentu saja dikarenakan asupan zat besi yang kurang sejak bayi masih ada di kandungan.
Prof. Dr. dr. Rini Sekartini di seminar-nya mengatakan bahwa kalau tercukupi nutrisi dalam 1000 hari pertama kehidupan merupakan bagian dari kebutuhan bagi setiap anak kecil, dan ini tentu saja dimulai sejak masa kehamilan, termasuk apakah memastikan kecukupan zat besi pada anak sejak dirinya lahir.
Zat besi sendiri berperan penting bagi tumbuh kembang seorang anak, dan salah satu-nya adalah kekebalan tubuh sang anak, jika sang anak memiliki zat besi yang kurang, maka akan ada masalah di kesehatan dalam jangka pendek maupun bisa juga menjadi jangka panjang untuk sang anak.
“Yang paling bahaya adalah kekurangan mikro zat besi yang dampaknya ada di pertumbuhan dan perkembangan, dan juga ada penyakit dimana defisiensi zat besi pada usia seribu hari kehidupan, dan sejak di dalam kandungan sampai usia dua tahun, itu akan menjadi hal yang krusial bagi sang anak apabila sang anak kurang zat besi,” kata Prof. Rini.
Peran zat besi di dalam tubuh anak sangatlah penting, tentu saja terkadang kita bertanya, mengapa kekurangan zat besi bisa menjadi krusial bagi pertumbuhan sang anak? Zat besi sangat penting utnuk otak dan susunan saraf pusat, dan pertumbuhan otak bersama susunan saraf pusat ini dimulai sejak minggu ketiga dari kehamilan.
“Pada masa itu penting untuk pembentukan sel sel otak, dimana zat besi menjadi salah satu komponen yang membantu untuk proses myelin, atau menghubungkan serabut saraf dengan sinaps otak,” lanjut dirinya.
Dan dampak yang akan terjadi jika zat besi kurang ada dua dampak, apabila bayi mengalami kekurangan zat besi atau defiensi zat besi, akan berdampak terhadap pertumbuhan dan perkembangannya.
“Zat besi jika kurang aka nada dua dampak, terhadap pertumbuhan dan perkembangan, kalau pertumbuhan biasanya yang paling buruk adalah tinggi badan lebih rendah daripada yang tidak mengalami anemia, satu lagi jika sang anak akan mudah terkena penyakit, karena zat besi sangat penting untuk menjaga imunitas atau daya tahan tubuh anak, sedangkan pengaruh pada perkembangan adalah IQ yang rendah.”
“Anak anemia yang tidak dibawa ke dokter atau disembuhkan akan memiliki IQ yang lebih rendah, dan tidak bisa akan kembali normal meski sudah diberikan suplemen tambahan,” kata dirinya lagi.
Untuk mencegah kurang-nya zat besi pada bayi salah satu caranya dengan memberikan zat besi yang cukup sejak awal, menurut Prof. Rini, salah satu pencegahan anemia dengan memberikan zat besi dari awal.
“Bayi itu butuh zat besi untuk proses pembentukan sel-sel otak, dimana zat besi itu bisa dari ASI, juga dalam tubuh terdapat cadangan zat besi, ada di hati maupun jantung,” kata Prof. Rini.
ASI merupakan makanan paling baik untuk bayi, tetapi tentu saja hal ini juga dipengaruhi dengan apa yang dimakan oleh Ibu yang menyusui bahkan sejak ia hamil, bila kadar zat besi tubuh sedikit, maka tidak tercukupi, dan tentu saja dianjurkan untuk memberikan suplementesi besi sebagai pencegahan anemia.
“Asupan zat besi untuk bayi sudah direkomendasikan oleh para dokter dimana hal yang tepat diberikan pada bayi selambat-lambatnya adalah tiga bulan, meski begitu ketika bayi lahir, sering sakit atau menunjukkan gejala anemia, dan setelah di-cek lebih lanjut, ternyata HB sang anak rendah atau anemia, dan harus segera diberikan agar sang anak membaik,” kata Prof. Rini.
Selain dari ASI, zat besi juga bisa ditemui di makanan hewani dan nabati, makan hewani ini paling lengkap memberikan zat besi yang dibutuhkan oleh manusia.
“Makanan hewani bisa membantu dengan penambahan vitamin C, kalau penyerapannya paling bagus ketika perut kosong, atau diberikan satu jam sebelum makan, tidak boleh diberikan bersamaan dengan susu, harus diberikan sendiri, contoh makanan yang mengandung zat besi adalah daging merah 100gram zat besinya 2mg. MPASI juga diperlukan untuk zat besi,” kata Prof. Rini.
Prof. Rini sendiri mengatakan pada akhir-nya bahwa tidak perlu khawatir memberikan anak suplementasi zat besi untuk mencegah anemia, karena dosis pencegahan tidak akan mengganggu kinerja organ pada tubuh lain.
“Anemia pada anak sering ditemukan dan akan berdampak pada pertumbuhan maupun perkembangan sang anak, pencegahan sendiri dilakukan sedini mungkin dengan memberikan suplemen yang dibutuhkan, meski begitu, orang tua tidak perlu khawatir, karena orang tua akan berpikir bahwa sang anak meminum banyak suplemen, tertapi tidak ada masalah karena diberikan sehari sekali,” kata Prof. Rini
Zat besi sendiri tentu saja dibutuhkan oleh setiap orang, dan tidak terkecuali anak kecil, dan jika anak Anda memang membutuhkan zat besi, maka Anda bisa memberikan anak Anda tersebut suplemen-nya agar anak Anda tidak anemia.
Selain itu, Anda bisa memberikan sayur-sayuran yang mengandung zat besi, jangan lupa juga sering memberikan makanan yang bergizi dan sehat agar anak memiliki asupan nutrisi yang tepat, dan tidak membuat sang anak kekurangan gizi.
Bagi setiap orang tua, tentu saja nutrisi bagi anak harus diperhatikan, karena kekurangan nutrisi bisa membuat anak tambah sakit dan menghambat perkembangan sang anak.