Dilema soal pekerjaan sampai saat ini masih menjadi permasalahan yang dialami masyarakat, terutama bagi para fresh graduate. Dengan gelar diploma atau sarjana yang sudah resmi disandang, tuntutan untuk segera bekerja akan muncul memburu mereka. Tidak hanya dari pihak keluarga dan orang tua tekanan tersebut muncul. Justru, gunjingan dari lingkungan sekitar yang lebih menyesakkan dan terkesan menuntut.
Dan hingga kini—terutama di kalangan masyarakat yang belum terlalu modern—pilihan pekerjaan yang dirasa paling mantap adalah PNS (Pegawai Negeri Sipili). Beberapa alasan utama mengapa menjadi PNS dianggap paling menjanjikan antara lain karena tidak ada PHK, penghasilan yang tetap, bekerja tanpa target, jaminan hidup di hari tua, tunjangan yang besar, dan lain-lain. Padahal, ada banyak pekerjaan lain yang tidak kalah menjanjikan dan menarik seperti digital nomad.
Digital Nomad: Tren Baru Era Modern
Sesuai namanya, digital nomad (tersusun atas kata digital dan nomad) adalah sebutan bagi pekerja yang menggunakan teknologi digital dengan berpindah-pindah tempat. Yang dimaksud dengan berpindah-pindah tempat di sini jangan disamakan dengan konsep lontang-lantung yang menyedihkan. Justru, berpindah-pindahnya digital nomad ini merupakan suatu kemewahan. Mereka dapat bekerja dari mana saja—tidak jarang, ‘kantor’ mereka berpindah dari negara satu ke negara lain sambil bervakansi. Digital nomad mengombinasikan antara traveling dan pekerjaan.
Biasanya, digital nomad adalah pelaku industri kreatif. Dengan bermodalkan gawai dan internet, mereka dapat menyelesaikan apa yang menjadi tanggung jawabnya. Meski tidak mengenakan seragam dan ‘berlindung’ dari jaminan negara, bukan berarti digital nomad tidak menjanjikan. Tidak sedikit penghasilan digital nomad yang justru melebihi penghasilan pekerja kantoran yang harus memenuhi aturan ‘9 to 5’ dan berseragam.
Akses Mengeksplorasi Diri dan Menggali Potensi
Setiap pekerjaan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pun demikian halnya dengan menjadi seorang digital nomad dan pegawai negeri atau karyawan kantor lainnya. Kendati belum memiliki berbagai jaminan seperti yang ditawarkan pegawai negeri, menjadi seorang digital nomad memiliki berbagai keuntungan lain yang sulit bahkan tidak bisa didapatkan dengan menjadi seorang pegawai.
Pilihan bekerja seperti ini biasanya diambil oleh mereka yang berpikiran modern, berani mengambil risiko, menyukai tantangan, visioner, dan independen. Dengan menjadi seorang digital nomad, mereka dapat mengeksplorasi diri dan mengembangkan potensi yang ada dalam diri masing-masing. Mereka tidak terikat pada aturan-aturan birokrasi yang justru banyak mengekang pergerakan. Risiko untuk terlibat berbagai kasus yang bersinggungan dengan hukum seperti korupsi yang merugikan negara pun bisa dibilang nihil. Digital nomad juga merupakan jiwa-jiwa yang bebas dan tidak perlu dipusingkan dengan tunggangan politik.
Peluang Kerja Futuristis
Di tahun 2020, Indonesia diperkirakan akan mencapai puncak bonus demografi. Tentu saja, bagaimana pun, jumlah lapangan pekerjaan kantoran yang tersedia tidak akan mencukupi untuk menampung seluruh pekerja usia produktif. Bahkan kini, dengan perkembangan teknologi, kantor-kantor—baik swasta maupun pemerintahan—juga mulai membatasi jumlah pegawainya. Jika sistem bisa terfasilitasi oleh teknologi, mengapa harus menggaji pegawai yang makan gaji buta? Jika bisa dilakukan dengan remote, mengapa harus repot-repot membangun kantor yang besar?
Fakta-fakta itulah yang menyebabkan digital nomad akan menjadi pilihan kerja yang akan banyak dilakukan di masa mendatang. Ditambah lagi, industri kreatiflah yang justru akan menjadi penopang besar kemajuan ekonomi bangsa. Bekerja dari mana saja, kapan saja, dan mengenakan apa saja, tentu menyenangkan, bukan?
Hingga kini, digital nomad memang masih lebih populer di kalangan masyarakat luar negeri dibandingkan di negeri ini. Namun tidak sedikit digital nomad Indonesia yang juga bekerja dengan penyedia kerja asing. Selain internet dan gawai, tentu saja, bahasa Inggris juga menjadi kunci utama. Maka dari itu, belajar bahasa Inggris adalah hal yang cukup penting.
Tidak ada salahnya jika Anda tetap ingin menjadi pegawai negeri. Namun jika ada pilihan bekerja secara mandiri dengan fleksibilitas yang nyaris tak terbatas dan cukup menjanjikan, mengapa tidak coba untuk mempertimbangkannya? ☺