Disabilitas Bukan Kekurangan. Berikut 4 Kisah Sukses Anak Difabel
Berkebutuhan khusus bukanlah kekurangan yang memalukan, apalagi membuat minder dan enggan bersosialisasi dengan orang lain. Pasalnya, ada banyak orang yang memiliki kekurangan dalam diri tetapi dapat menghasilkan prestasi yang membanggakan. Bahkan, beberapa di antaranya berhasil mengharumkan nama bangsa di tengah kekurangan tersebut.
Siapa sajakah mereka? Yuk, intip sekilas kisah sukses anak difabel.
Kayla, si Penghafal Tuna Netra
Sejak kecil, mata Kayla tidak mampu melihat indahnya dunia, dikarenakan kesalahan tenaga medis memasukkannya ke dalam inkubator. Lahir di usia kandungan yang baru 27 minggu, membuat gadis berusia 9 tahun ini harus berakhir di inkubator selama 3 bulan. Sayang, karena kelalaian tenaga medis yang tidak menutup mata Kayla, syaraf-syaraf otaknya terkena dan dokter menyatakan gadis kecil ini mengalami kebutaan permanen.
Kendati demikian, Kayla mampu membuat bangga orang tuanya dengan hafalan yang dimiliki. Dia mampu menghafal 13 juz di usia yang masih belia. Bahkan, mendapat undangan haji dari pemerintah Arab Saudi untuk ibu dan neneknya. Prestasi yang membanggakan untuk seorang anak yang memiliki keterbatasan fisik.
Joseph Hale, Model Pengidap Down Sindrom
Tahukah Anda apa itu down sindrom? Down sindrom ialah gangguan genetika yang mengakibatkan adanya perbedaan pada ciri-ciri fisik tertentu serta kemampuan dalam belajar. Meski berbeda dengan anak normal pada umumnya, tetapi bukan berarti anak pengidap down sindrom tidak mampu menghasilkan prestasi.
Sebut saja Joseph Hale. Pengidap down sindrom asal Inggris ini mampu menjadi model pakaian anak ternama di tengah kekurangan yang dia miliki. Bahkan, dia nampak percaya diri dan bangga ketika harus berpose di depan kamera atau bertemu dengan penggemar yang meminta untuk berfoto bersama.
Oscar Yura Dompas, Penderita Autis yang Mendapat Rekor Muri
Bagi yang tidak mengerti, anak penderita autis akan disamakan dengan orang aneh. Namun, bagi Oscar Yura Dompas, seorang penderita autis harus mampu menunjukkan jati diri mereka dan menutupi kekurangan yang ada. Salah satu cara yang dia lakukan, adalah dengan menyabet gelar sarjana di Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Atmajaya, Jakarta.
Kepiawaiannya dalam merangkai kata dan mengungkapkan apa yang dia alami dalam bentuk tulisan, menjadikan Oscar mendapat rekor Muri untuk buku berbahasa Inggris yang dia tulis. Buku berjudul Autistic Journey dan The Life of the Autistic Kid Who Never Gives Up menjadi buku pertama yang menceritakan perjalanan seorang penderita autis agar orang awam mengerti keadaan mereka.
Suparni Yati, Atlet Angkat Berat yang Memiliki IQ di bawah 75
Di antara para atlet difabel yang memberikan kontribusi emas untuk Indonesia di ajang ASEAN Para Games 2017 di Malaysia, Suparni Yati ikut andil di dalamnya. Atlet asal Riau ini mampu membawa pulang medali emas pada cabang olahraga tolak peluru kelas F20.
Meski mempunyai IQ di bawah rata-rata, Suparni tidak lantas minder ketika harus berhadapan dengan ratusan peserta di APG 2017. Bahkan, dia mampu memecahkan rekor dengan lemparan sepanjang 11,03 meter, mengalahkan perolehan terbaik sebelumnya yaitu 10,71 meter milik salah satu atlet asal Malaysia pada ajang Paralimpiade London 2012.
Itulah empat kisah sukses anak difabel yang dapat menginspirasi kita untuk tetap mendukung anak-anak berkebutuhan khusus dan tidak memandangnya sebelah mata. Sebab, mereka pun berhak merasakan kehidupan normal selayaknya orang-orang pada umumnya. Menikmati kebahagiaan tanpa harus mengingatkan pada kekurangan yang mereka miliki dan menjadi orang yang harus tersingkir dari lingkungan sosial.
How useful was this post?
Click on a star to rate it!
Average rating 0 / 5. Vote count: 0
No votes so far! Be the first to rate this post.
Be the first to write a comment.