Gemuk Tidak Selamanya Lucu, Berikut 5 Cara Jitu Mengatasi Obesitas pada Anak
Tiga organisasi; UNICEF, WHO, dan ASEAN melakukan penelitian bersama dan mendapatkan temuan pada tahun 2016 bahwa sebanyak 12 persen anak Indonesia mengalami kelebihan berat badan dan jumlah tersebut sebanding dengan penderita gizi buruk. Bermula dari anggapan bahwa gemuk itu menggemaskan, orang tua menjadi berlebihan dalam memberikan asupan pada buah hati. Lantas, bagaimana cara jitu mengatasi obesitas pada anak?
Kenali Penyebab Obesitas pada Anak
Banyak hal yang menyebabkan obesitas pada anak, tetapi tiga hal berikut saling memiliki hubungan, yaitu:
- Penyebab obesitas paling umum adalah gaya hidup, terutama dalam konsumsi makanan cepat saji. Selain itu, anak kurang melakukan aktivitas fisik dan lebih memilih menghabiskan waktu dengan bersantai, seperti menonton televisi.
- Faktor genetis turut menjadi pemicu obesitas pada anak, meski tidak sepenuhnya menentukan. Kecuali, jika orang tua memiliki gaya hidup yang tidak sehat, maka anak akan secara tidak langsung mengikutinya.
- Penyebab obesitas selanjutnya berasal dari faktor psikologis. Hal ini lantaran makanan kerap kali dijadikan sebagai tempat pelarian atas masalah-masalah yang didapatkan pada kehidupan sehari-hari.
Membuat Catatan Keseharian Anak
Mengatasi obesitas pada anak dapat dimulai dengan mengevaluasi keseharian buah hati melalui catatan. Apa saja yang perlu dimasukkan ke catatan tersebut?
- Ingat-ingat apa saja hal yang memungkinkan anak mengalami obesitas serta keluhan yang dirasakannya.
- Buatlah pengelompokan makanan yang sudah dikonsumsi anak selama seminggu. Masukkan juga jenis obat atau vitamin ke dalam daftar.
- Jika kedua poin di atas sudah dijalankan, kunjungilah dokter untuk menerima pertanyaan-pertanyaan lain yang menunjang dalam mengatasi obesitas.
Menghitung Indeks Masa Tubuh sebagai Acuan Keberhasilan
IMT digunakan untuk mengetahui berat badan ideal seseorang jika dilihat dari tinggi badannya. Hal ini akan sangat berguna dalam upaya menurunkan berat badan agar usaha yang dilakukan bisa disesuaikan.
Cara penghitungan IMT adalah membagi berat badan sekarang dengan tinggi badan yang dikuadratkan. Setelah mendapatkan hasilnya, dokter akan membandingkannya dengan anak dengan umur, jenis kelamin, dan tinggi badan yang sama.
Pemeriksaan lain yang dilakukan dokter pun mengacu pada kadar gula darah, kolesterol, keseimbangan hormon, faktor-faktor penyebab obesitas, dan masalah kesehatan lain yang sekiranya menjadi pemicu obesitas tersebut.
Memastikan Anak Memiliki Waktu Tidur yang Cukup
Kurangnya waktu tidur dapat pula menyebabkan obesitas pada anak. Untuk itu, perlu mendisiplinkan mereka agar tidur tepat waktu. Salah satu caranya adalah tidak menempatkan televisi di kamar mereka.
Dikutip dari Alodokter, berikut durasi tidur yang disarankan untuk setiap kelompok usia:
12-18 tahun: 8,5 jam per hari.
5-12 tahun: 10 hingga 11 jam per hari.
3-5 tahun: 11 hingga 13 jam per hari.
1-3 tahun: 12 hingga 14 jam per hari.
Bagaimana Mendampingi Anak dengan Obesitas?
Mengatasi obesitas pada anak memiliki tantangan tersendiri lantaran mereka belum mempunyai kesadaran sendiri terhadap penampilan. Oleh karena itu, orang tua harus terlibat langsung dalam langkah berikut ini:
- Anak kerap kali mau melakukan sesuatu kalau sudah dibujuk. Sama seperti hal ini, lakukan pendekatan dari hati ke hati, katakana bahwa keadaannya saat ini akan memberikan pengaruh terhadap hidupnya.
- Anak adalah peniru yang andal. Oleh karena itu, jika ingin menerapkan pola hidup sehat, orang tua harus ikut serta dalam langkah ini. Buatlah masakan sehat dan makanlah bersama-sama, sambil menerangkan apa saja manfaat dari makanan tersebut.
- Melakukan aktivitas fisik adalah hal yang wajib dilakukan dalam mengatasi obesitas. Ajaklah anak berolahraga bersama, melakukan kegiatan berkeringat bersama seperti berkebun, atau mendaftarkannya ke sekolah alam yang memberikan berbagai manfaat. Tidak kalah penting, jauhkan anak dari gawai yang membuatnya malas untuk bergerak.
Untuk mengatasi obesitas pada anak, mula-mula Anda harus mengevaluasi bagaimana keseharian mereka, mulai dari makanan sampai aktivitas. Setelah itu, biarkan dokter membantu. Ingat, peran orang tua akan menjadi kunci dalam memberikan dukungan moral.
How useful was this post?
Click on a star to rate it!
Average rating 0 / 5. Vote count: 0
No votes so far! Be the first to rate this post.
Be the first to write a comment.