Akhir-akhir ini banyak berita yang melibatkan kenakalan remaja di televisi maupun surat kabar lokal. Akibatnya, Anda sebagai orang tua merasa takut dan khawatir jika anak-anak ikut melakukan kenakalan tersebut.
Namun, tahukah Anda jika ada beberapa hal yang dapat memicu kenakalan remaja tersebut?
Masalah keluarga
Pemicu pertama yaitu masalah keluarga seperti perpisahan orang tua, pertengkaran orang tua di depan anak-anak, hingga Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang dilakukan oleh suami ke istri dapat memicu anak enggan berlama-lama di rumah. Akibatnya, anak lebih memilih berada di luar, bermain bersama teman-teman yang membuatnya nyaman, daripada menyaksikan permasalahan keluarga yang tidak pernah ada titik temunya.
Kurangnya perhatian dan komunikasi dari orang tua
Orang tua yang terlalu sibuk dengan pekerjaan dan aktivitas, membuat anak kurang mendapat perhatian. Terlebih jika komunikasi di antara mereka sangat jarang dan orang tua hanya memberikan fasilitas mewah tanpa ada andil dalam memantau perkembangan anak. Hal ini mengakibatkan anak, terutama remaja, mencari pengalihan yang dapat memberinya perhatian yang hilang. Bisa jadi, pengalihan itu berupa hal baik seperti menyibukkan diri belajar dan meningkatkan prestasi, atau justru berada pada masalah yang melibatkan hukum, misalnya narkoba.
Salah lingkungan pergaulan
Lingkungan pergaulan yang salah juga dapat memicu kenakalan remaja. Contoh, anak memiliki teman yang sibuk dengan mabuk, berjudi, bahkan berkelahi dan tawuran. Maka, secara otomatis anak pun akan memiliki kegemaran yang sama. Terlebih jika orang tua juga memiliki sifat yang tidak jauh berbeda, anak akan dengan mudah menirukannya tanpa memikirkan akibat kedepan.
Menerima pendidikan yang keras sedari kecil
Didikan yang terlampau keras dan tegas juga dapat membuat anak memiliki sifat egois, keras kepala, dan semuanya sendiri. Anak susah diatur sehingga lebih memilih untuk memberontak pada setiap hal yang diperintahkan oleh orang tua. Akibatnya, kekerasan pada orang dilakukan oleh remaja hanya untuk memuaskan kesenangannya atau melampiaskan rasa sakit yang diterima ketika mendapat pukulan dan hukuman di rumah. Kehidupan liar menjadi puncak dari kenakalan yang dilakukannya.
Penyimpangan pemanfaatan teknologi
Teknologi seperti dua bilah mata pisau. Bagian tumpul dapat berupa sisi baik dari manfaat penggunaan teknologi, yaitu mempermudah mendapat informasi, memutus jarak berkilo meter untuk dapat saling berhubungan, menyambung silaturahmi yang mungkin sudah putus selama bertahun-tahun.
Namun, bagian pisau yang tajam, tidak ubahnya seperti efek negatif dari pemanfaatan teknologi. Banyak situs-situs negatif yang berkeliaran, bahkan iklan-iklan berunsur dewasa dan kekerasan bertebaran di mana-mana. Jika tidak hati-hati, anak dapat terpengaruh dengan situs-situs tersebut.
Belum lagi dengan adanya cyber bullying yang marak dilakukan oleh remaja. Mendapat kesenangan ketika memfitnah dan menyebarkan berita bohong mengenai seseorang menjadi salah satu kasus kenakalan remaja yang mulai membuat orang tua khawatir dan takut.
Orang tua terlalu memanjakan
Sebagai orang tua, tentu tidak ada larangan untuk Anda memberikan apa yang diinginkan oleh anak. Bahkan, memberikan yang terbaik untuk mereka adalah hal wajib yang harus dilakukan. Namun, tidak semua keinginan harus dipenuhi. Ada kalanya, anak dididik untuk berusaha ketika menginginkan sesuatu. Pasalnya, terlalu memanjakan anak juga dapat menjadi pemicu kenakalan pada kalangan remaja. Sebab, anak akan terus menuntut dan bisa jadi menggunakan cara kotor demi mencapai keinginannya.
Pendidikan agama di rumah kurang
Pendidikan agama yang kuat dapat menjadi benteng anak untuk menjalani kehidupan. Mereka dapat memilah mana yang baik dan salah. Bila pendidikan itu tidak didapat secara maksimal di rumah, maka anak pun tidak memiliki patokan apa-apa. Mereka beranggapan jika semua yang dilakukan adalah hal benar, selama kepuasan didapat. Tidak peduli jika harus melukai orang lain.
Itulah 7 pemicu dari kenakalan remaja yang dapat menjadi perhatian ekstra bagi orang tua.