Anak sudah mulai sekolah dan Anda sibuk sehingga tidak bisa mengantarkan anak Anda, dan tentu saja hal tersebut terkadang membuat kita harus membuat anak kita sendiri harus naik angkutan umum atau kendaraan umum, jarak rumah dengan sekolah yang cukup jauh terkadang memang membuat mereka mau tidak mau naik kendaraan umum, dan agar mandiri, orang tua memang perlu mengajarkan anak mereka untuk naik angkutan umum sendiri, meski begitu banyak pertanyaan yang muncul, kapan waktu yang tepat untuk membiarkan anak naik transportasi umum sendirian?
Berbeda dengan orang dewasa yang tentu saja sudah berpengalaman, anak-anak memang perlu persiapan lebih matang dari orang dewasa untuk melakukan segala sesuatu, contoh paling dasar adalah naik angkutan umum sendiri tanpa di-awasi oleh orang tua mereka.
Banyak orang tua yang menerapkan atau menggunakan hal ini kepada anak mereka agar sang anak memiliki rasa keberanian dan juga bisa membangun kemandirian anak dalam bertumbuh kembang menjadi anak yang dewasa.
Meski begitu, jangan salah, orang tua harus melihat kesiapan mental anak untuk melakukan hal tersebut sebelum mengajarkan anak Anda untuk dapat naik transportasi umum.
“Di usia anak sekolah, anak-anak seharusnya sudah mulai terbiasa untuk hidup mandiri,” kata Kate Benton, Ph.D yang merupakan seorang psikolog anak.
Kemandirian anak dapat ditunjukkan saat anak di usia prasekolah, dengan merapikan tempat tidur, bisa menyikat gigi sendiri, dan dapat memakai baju tanpa Anda suruh tanpa kesulitan.
Setelah anak Anda memasuki usia sekolah, mandiri-nya anak harus disertai dengan rasa tanggung jawab yang membuat anak Anda tahu bahwa mengerjakan PR, membersihkan kamar tidur, dan juga membuang sampah pada tempatnya adalah sebuah kewajiban.
Meski begitu, untuk urusan naik transportasi umum sendiri tentu saja Anda akan bertanya-tanya, kapankah anak Anda siap?
Tidak ada patokan usia mengenai waktu yang tepat bagi anak Anda untuk naik angkutan umum sendirian, biasanya di bawah usia 10 atau 12 tahun belum diperbolehkan naik kendaraan umum tanpa pengawasan orang tua, alasan sederhana adalah karena usia tersebut masih bellum bisa menjaga dirinya dengan baik jika ada masalah atau tindak kriminalitas.
Selain itu, menggunakan transportasi umum memerlukan pengetahuan dan juga keterampilan anak, jika dipaksa, anak bisa saja timbul rasa kecemasan dan rasa frustasi kepada anak, mengetahui kesiapan anak dalam hal ini tidak dilihat dari usia, Anda juga bisa memerhatikan bagaimana perilaku anak Anda di rumah dalam sehari-harinya, apakah si kecil sudah bisa menjaga dirinya sendiri, mematuhi peraturan yang berlaku, dan paham akan tugas di rumah mereka.
Ada beragama transportasi umum yang bisa digunakan anak mulai dari bus sekolah, angkot, kereta, maupun ojek, dan setiap jenis transportasi tersebut memang memiliki tingkat kesulitan yang tentu saja berbeda, anak perlu persiapan yang lebih matang supaya dirinya dapat sampai tujuan dengan selamat meski sang anak sendirian naik di kendaraan umum.
Meski begitu, beberapa persiapan yang Anda lakukan antara lain adalah, beri tahu dengan jelas di mana anak Anda harus menunggu kendaraan, dimana sang anak harus turun transportasi umum, dan pastikan anak tahu kode atau jurusan transportasi yang harus anak Anda pilih, misalnya rute kereta atau nomor angkot atau metromini, Anda juga bisa menyiapkan dana lebih atau kartu akses yang bisa membantu anak Anda naik kendaraan umum.
Anda juga harus memastikan bahwa anak Anda sudah mengerti bagaimana peraturan lalu lintas dimana dirinya harus menyebrang di zebra cross atau JPO dan juga etika dalam menggunakan kendaraan, ajari anak juga untuk duduk di tempat yang aman, misalnya menghindari angkot yang penuh agar sang anak tidak perlu duduk dekat pintu yang tentu saja berbahaya bagi anak Anda.
Setelah itu beri tahu anak untuk menjaga etika anak Anda di kendaraan umum seperti tidak membuang sampah sembarang, dan berani bertanya jika tersesat, hal ini akan membantu si kecil lebih merasa aman ketika dirinya naik transportasi umum sendirian.