Saat ini, semakin banyak orang tua yang mulai merancang masa depan sang anak bahkan saat usia mereka belum menginjak lima tahun. Beberapa ada yang lebih fokus mengasah potensi sang anak, namun tak sedikit pula orang tua yang ingin menonjolkan sisi personal sang buah hati yang paling menarik dari diri mereka. Di samping potential dan personality, passion dan physical anak juga menjadi perhatian orang tua. Mereka bisa mengujinya dengan tes bakat dan minat.
Tes Bakat dan Minat pada Anak
Melalui tes potential, personality, passion, dan physical anak, para orang tua ingin mengetahui bakat dan minat mereka agar dapat menentukan pendidikan paling tepat untuk mendukung kelebihan sang buah hati. Kebutuhan tersebut kemudian terjawab dengan maraknya lembaga dan institusi penyelenggara tes bakat dan minat untuk anak usia 4 sampai 12 tahun. Biasanya, tim yang melakukan tes bakat dan minat pada anak terdiri dari Psikolog dan Praktisi Pendidikan.
Tes bakat dan minat anak pada dasarnya bertujuan untuk membantu orang tua dalam mengeksplorasi potensi sang anak. Potensi ini berhubungan dengan bakat individu yang masih perlu dilatih. Mengetahui potensi sang buah hati sejak dini sebenarnya akan menguntungkan para orang tua dan anak itu sendiri. Para orang tua bisa langsung menentukan aktivitas apa yang dibutuhkan sang anak untuk menjadi lebih cakap terhadap kemampuan khusus yang mereka miliki. Di sisi lain, sang anak pun akan lebih mudah mengembangkan potensi mereka karena masih memasuki usia emas.
Baca Juga:
Jika potensi sang anak sejak awal sudah diketahui, paling tidak risiko orang tua dalam memberikan pendidikan yang tidak sesuai dengan passion mereka menjadi berkurang. Pendidikan yang sesuai dengan bakat dan minat anak pun bisa membuat tumbuh kembang mereka optimal karena dijalani tanpa paksaan. Selain itu, proses belajar menjadi lebih mudah diterima karena anak melakukannya bukan semata-mata karena kewajiban melainkan juga sesuatu yang menyenangkan untuk mereka.
Hal yang harus dilakukan setelah Melakukan Tes
Ada beberapa hal yang kemudian harus dilakukan para orang tua setelah mengetahui potensi sang anak melalui tes bakat dan minat.
Pertama, orang tua harus meyakinkan sang anak terhadap kelebihan yang mereka miliki. Kepercayaan diri terhadap potensi yang dimiliki akan membantu sang anak mewujudkan impian yang ingin mereka raih di masa depan.
Selanjutnya, kembangkan konsep diri yang positif pada diri mereka. Anak perlu mengetahui bahwa kelebihan yang mereka miliki harus disertai dengan sikap atau attitude yang baik. Para orang tua juga perlu memberikan motivasi pada anak untuk tidak pernah berhenti mengembangkan dan melatih kemampuan mereka sesulit apa pun hambatan yang dihadapi.
Jika potensi sang anak sejak awal sudah diketahui, paling tidak risiko orang tua dalam memberikan pendidikan yang tidak sesuai dengan passion mereka menjadi berkurang. Pendidikan yang sesuai dengan bakat dan minat anak pun bisa membuat tumbuh kembang mereka optimal karena dijalani tanpa paksaan. Selain itu, proses belajar menjadi lebih mudah diterima karena anak melakukannya bukan semata-mata karena kewajiban melainkan juga sesuatu yang menyenangkan untuk mereka.
Terakhir, jalin hubungan yang baik dengan guru mereka untuk memantau perkembangan sang anak baik saat menempuh pendidikan formal maupun informal. Mengenali potensi anak sejak usia dini melalui tes bakat dan minat, terbukti memberikan banyak manfaat bahkan hingga mereka memasuki jenjang pendidikan tinggi.
Saat memasuki bangku Sekolah Menengah Atas (SMA), anak pun tak lagi merasa bingung memilih jurusan yang tepat. Dengan dukungan orang tua yang mengenali potensi anak sejak kecil, mereka bebas menentukan pilihan berdasarkan kemampuan yang paling menonjol baik di bidang sains, sosial maupun bahasa. Jika tidak di SMA, sang anak juga tidak ragu memilih Sekolah Menengah Kejuruan untuk lebih mengasah keterampilan khusus mereka di bidang tertentu.
Jurusan yang tepat selama di SMA atau SMK akan sangat membantu sang anak menentukan bidang yang ingin mereka pelajari di perguruan tinggi nanti. Dengan begitu, tidak ada lagi istilah memilih jurusan karena ikut-ikutan teman, paksaan dari orang tua atau hanya mengikuti tren. Semua keputusan diambil berdasarkan pertimbangan yang jelas. Anak pun akan belajar bertanggung jawab terhadap pilihannya tanpa merasa terbebani.