Les Tambahan untuk Si Kecil, Perlukah?
Bisa dipastikan semua orang tua pasti ingin punya anak yang cerdas dan berprestasi di segala bidang. Tidak mengherankan kalau sekarang banyak ditemukan lembaga bimbingan kursus atau les untuk anak-anak, dari mulai les pelajaran sekolah, les musik, dan les lainnya. Namun, benarkah memberi les tambahan untuk anak adalah hal yang perlu?
Setiap anak mengalami proses tumbuh kembang yang berbeda, ada yang cepat, ada yang sedang, ada juga yang lambat. Begitu pun pada kemampuan daya tangkap mereka meskipun berada pada usia yang sama. Hal ini sebetulnya wajar, sebab keterlambatan pada satu hal selalu diikuti oleh majunya anak dalam hal lain.
Sayangnya tidak semua orang tua menyadari hal ini. Alih-alih telaten dan membiarkan anak berkembang sesuai kemampuannya, mereka justru diikutkan dengan kursus dan les ini itu yang ujungnya hanya akan membuat si kecil stres, bahkan bukan tidak mungkin depresi. Sudah banyak kejadian seperti ini di sekitar kita.
Bagaimana tidak stres? Anak sudah menghabiskan hampir setengah harinya belajar di sekolah. Jika setelah itu langsung dikirim ke lembaga kursus untuk belajar, kapan anak bisa beristirahat? Memaksa anak menguasai keterampilan tertentu bukan merupakan gagasan yang baik.
Sama seperti mengajari balita calistung, memberikan les tambahan pada anak adalah hal yang tidak perlu. Hal tersebut juga akan menyita waktu anak yang seharusnya ia pakai untuk bermain. Orang tua perlu ingat, bermain adalah cara belajar yang menyenangkan buat anak-anak. Lewat aktivitas ini, mereka juga bisa bersosialisasi dengan teman-temannya, yang secara tidak langsung artinya mengasah kepekaan sosial si kecil.
Namun, ada beberapa kondisi yang memperbolehkan orang tua mengikutkan anak pada les-les tertentu, seperti:
- Kemauan Si Anak
Sebelum mengikutkan si anak ke les ini itu, lebih baik tanyakan apakah ia benar-benar menginginkannya dan bukan kemauan orang tua semata. Les yang diikuti karena kemauan si kecil tidak akan memicu stres sebab semua dijalani atas keinginan diri sendiri. Meski begitu, Anda tetap tidak boleh memaksanya, jika si kecil mulai tidak bergairah, liburkan ia dari segala les atau bimbel.
- Sesuai dengan Bakat Minat
Hal kedua yang perlu diperhatikan adalah mengikutkan anak pada les yang sesuai bakat minatnya. Misalnya si anak suka bermain piano, maka daftarkan anak pada les musik dan sebagainya.
Yang wajib diingat, semua harus mendapat persetujuan dari si anak karena mereka sendiri yang akan menjalaninya. Memaksakan kehendak pada anak hanya akan membuatnya stres dan tidak semangat menjalani hari-harinya.
- Tetap Menyediakan Waktu Bermain
Bagaimanapun juga, anak punya hak penuh untuk menikmati masa kecilnya tanpa dibebani les ini itu. Jika ada beberapa hal yang membuat si kecil “terpaksa” harus ikut les tambahan, sediakan ruang dan waktu baginya untuk belajar dalam porsi yang lebih besar.
- Orang Tua sebagai Guru Les Pribadi
Orang tua adalah figur yang paling paham perkembangan anak-anaknya. Oleh sebab itu, mereka pasti akan menjadi “guru les” yang paling cocok untuk si kecil. Buatlah strategi belajar yang seru dan menyenangkan. Untuk hal ini Anda memang dituntut untuk sedikit kreatif, tapi apa sih yang tidak demi buah hati?
Sekali lagi, mengikutkan si kecil ke bimbel ini itu bukanlah hal yang keliru, tapi sebagai orang tua, Anda juga tetap tidak boleh mengabaikan hak-hak mereka, ya.
How useful was this post?
Click on a star to rate it!
Average rating 5 / 5. Vote count: 1
No votes so far! Be the first to rate this post.
Feedback