Mainan Anak Usia SD sebagai Sarana Hiburan dan Penunjang Belajar
Merekatkan hubungan dengan buah hati bisa dilakukan dengan meluangkan waktu untuk menciptakan pembicaraan santai. Agar kesempatan ini mendapatkan manfaat lebih selain segi emosional, adanya item edukasi yang seru akan berfungsi sebagai sarana hiburan dan penunjang belajar. Nah, adapun mainan anak usia SD, di mana mampu meningkatkan kemampuan akal, fisik, serta sosial dan ini mudah ditemukan di pasaran.
Kecerdasan akal pada anak meliputi empat aspek, antara lain: logika, bahasa, seni, dan musik. Mainan anak usia SD pada poin pertama meliputi puzzle angka, bentuk geometrik, kalkulator, balok susun, origami sederhana, stacking ring, kereta api, mobil-mobilan, monopoli, dan sempoa.
Sementara itu, untuk mengembangkan kemampuan kedua, orangtua bisa membelikan item berbau huruf. Agar semakin menarik, sediakan buku audio, boneka, mainan karakter, telepon serta laptop mainan agar buah hati lebih terlatih dalam menggunakannya. Selanjutnya, varian-varian yang tersedia tidak sulit ditemukan. Hanya saja, penambahan perekam suara dan adonan atau tanah liat tiruan dapat menambah edukasi.
Berbicara tentang fisik, hal pertama yang muncul di pikiran adalah olahraga. Hal ini tidak salah, tapi selain menyediakan item-item pelajaran berkeringat itu, orangtua bisa memberikan alat berkebun mainan, karakter atau boneka hewan, tenda, dan teropong. Ini bertujuan agar anak memahami bahwa lingkungan sama seperti tubuhnya, di mana harus mendapatkan kepedulian untuk menjaganya.
Pelajaran yang disampaikan oleh guru merupakan pendidikan formal. Sementara itu, aspek sosial didapat secara tidak langsung di sekolah melalui pergaulan. Nah, sebagai orangtua, Anda bisa mendukungnya agar anak bisa berempati serta memahami perasaan orang lain dengan menyediakan buku diari dan benda-benda penunjang untuk bermain role model seperti dokter. Ditemani mainan jenis ini dalam keseharian, nantinya seorang individu juga termotivasi memiliki hobi, tahu rencana ke depan, dan memiliki rasa percaya diri.
Kalau ditarik benang merah, semua mainan anak usia SD di atas bersifat fisik. Lantas, apakah ada yang tidak berbentuk? Tentu ada. Bahkan, memiliki nilai lebih untuk melestarikan budaya. Permainan tradisional seperti ular tangga dan Cublak-Cublak Suweng cukup efektif sebagai sarana belajar. Sementara itu, hal paling menonjol yang didapatkan anak adalah berkembangnya kemampuan motorik dan kecerdasan interpersonal.
Sama halnya dengan pelajaran yang diberikan bertahap sesuai umur anak, mainan anak usia SD pun memiliki aturan serupa. Menginjak dua tahun terakhir, permainan-permainan di atas kurang digemari lagi.
Tipe-tipe membangun keterampilan kognitif seperti mengingat dan mengharuskannya menebak serta berpikir cepat lebih menarik minat. Virtual dan digital games sangat memenuhi syarat. Dalam kasus ini, perang orangtua harus lebih ekstra agar tidak ada penyalahgunaan. Namun, ketika memiliki waktu luang lebih, ciptakan permainan seru di rumah.
Riset populer menyebutkan bahwa periode emas pada anak terjadi pada usia 0-6 tahun. Agar kemampuan otak terus terasah dan dapat membentuk karakter dengan baik, maka adanya mainan anak usia SD memiliki peran yang sangat penting, sehingga tidak ada lagi pemikiran bahwa mainan hanya diperuntukkan bagi balita.
Fungsi mainan berbeda-beda dalam setiap tahapan usia. Dari ulasan di atas, mainan anak usia SD bermanfaat sebagai sarana hiburan sekaligus penunjang belajar yang menyenangkan. Selain itu, bagi orangtua, mereka bisa memantau anak lebih intens tanpa ada kesan mengintimidasi dan berubah layaknya seperti teman. Dalam keseharian pun, hal-hal menarik memang lebih bisa diterima, sehingga inovasi mainan edukatif sangat cocok sebagai pendekatan pembelajaran.
How useful was this post?
Click on a star to rate it!
Average rating 0 / 5. Vote count: 0
No votes so far! Be the first to rate this post.
Be the first to write a comment.