6 Jenis Pola Asuh untuk Membentuk Moralitas Anak

Ibarat dua sisi mata pisau, kecanggihan teknologi tak hanya memberikan dampak positif, tetapi juga dampak negatif bagi penggunanya. Salah satu dampak negatif dari kecanggihan teknologi yaitu hilangnya norma dan sopan satun yang ada di masyarakat. Membentuk moralitas anak merupakan unsur penting yang harus ada dalam pendidikan karakter yang diajarkan oleh orang tua saat ini.

Usahakan membentuk moralitas anak-anak sejak dini. Anda bisa mengajarkannya secara rutin melalui kebiasaan sehari-hari si kecil agar setelah mereka dewasa, kebiasaan-kebiasaan baik tersebut akan tetap tertanam pada diri mereka. Berikut adalah bentuk pola asuh yang bisa Anda lakukan untuk membetuk moralitas anak.

Kehadiran orang tua secara emosional

Bunda dan Ayah, sesibuk apapun kalian, setidaknya luangkan waktu untuk mengetahui perkembangan anak-anak. Ajaklah mereka berinteraksi, seperti bermain bersama, menemani si kecil belajar, atau sekadar menanyakan keadaannya. Hal-hal kecil seperti itu akan membantu Anda terikat secara emosianal dengan anak.

Bila dilakukan secara teratur, secara tidak langsung hal tersebut juga akan membangun empati anak. Empati adalah kemampuan memahami dan merasakan perasaan orang lain. Memiliki empati yang tinggi membantu anak memperlakukan orang lain dengan baik dan mencegah mereka untuk berbuat kejam.

Jadilah contoh yang baik untuk anak

Orang tua adalah guru moral pertama dan terpenting bagi anak. Bisa jadi, hal-hal kecil yang Anda lakukan di rumah seperti: bagaimana Anda memperlakukan keluarga dan tetangga, film apa yang Anda tonton, bagaimana sikap Anda saat menghadapi konflik, akan menjadi standar moral bagi mereka.

Bila orang tua sering mencaci dan mencela, kelak, si kecil juga akan sulit untuk berkata manis terhadap orang lain. Jika si kecil berbuat curang kepada temannya, maka segeralah berkaca pada diri sendiri. Apakah Anda pernah berbuat curang di depan mereka? Karena pada dasarnya, membentuk moralitas anak dimulai dari orang tua terlebih dahulu.

Ajarkan kebaikan dan berikan penjelasan mengapa mereka harus melakukannya

Ada banyak macam kebaikan yang bisa diajarkan guna membentuk moralitas anak. Misalnya saja menanamkan kejujuran. Saat ini, sangat sulit rasanya menemukan orang yang memiliki sifat jujur. Oleh sebab itu, Anda bisa menjelaskan kepada mereka bahwa keuntungan terbesar dari bersikap jujur adalah bisa menjadi orang yang dipercaya dan tidak mudah berbuat curang yang bisa merugikan orang lain.

Selain jujur, sikap saling menghargai merupakan pelajaran moral yang wajib diketahui oleh anak-anak. Menghargai perbedaan pendapat misalnya. Berilah penjelasan, bila perbedaan pendapat adalah hal yang wajar. Karena setiap orang memiliki cara yang berbeda dalam menjalani hidup

Jangan selalu menuruti permintaan anak

Betapa pun Anda sayang terhadap anak, jangan selalu memberikan apa yang mereka minta. Rasa sayang tidak harus ditunjukkan dengan cara menuruti segala kemaunnya. Anda bisa mengajak mereka untuk belajar membedakan mana yang benar dan salah atau mana yang baik dan buruk. Anak akan menjadi manja dan egois jika Anda selalu mengabulkan permintaannya.

Pujilah anak bila mereka melakukan kebaikan

Tidak ada salahnya memuji anak ketika mereka melakukan perbuatan baik. Sebagai contoh, jika anak melakukan perbuatan baik kepada temannya yang tertimpa musibah, tunjukkan bahwa Anda senang melihatnya: “Keren, Ibu/Ayah bangga padamu Nak”.

Nah, selain anak merasa senang karena perbuatan baiknya dihargai, nyatanya memuji anak yang melakukan kebaikan juga bisa meningkatkan kepekaan mereka, lo.

Memahami perasaan anak

Tips membentuk moralitas anak yang terakhir yaitu memahami perasaan mereka. Dengan kata lain, Anda harus belajar untuk mendengarkan keluh kesah mereka dengan tenang, membuka hati, mata dan telinga terhadap anak. Atau pahami si kecil melalui perilaku-perilaku yang ditunjukkannya.

Carilah informasi sebanyak-banyaknya, apakah mereka sedang stres, kesal, atau marah. Setelah itu, baru Bunda bisa membuka komunikasi kepada mereka sebagai bentuk perhatian.

Moral merupakan patokan bagaimana seseorang bertindak. Terlebih, moral juga lah yang menjadi penyeimbang pikiran negatif. Nah, semoga pola asuh di atas bisa diterapkan untuk membentuk moralitas anak, ya Bunda.