Mengintip Cara Belajar Tokoh Besar Indonesia
Jika kita melihat kembali riwayat tokoh-tokoh besar Indonesia, yang pertama terlintas di pikiran kita adalah dedikasi, karya, dan perjuangan mereka untuk bangsa. Sayangnya, hanya sedikit artikel sejarah yang memuat tulisan bagaimana tokoh-tokoh besar ini “membentuk diri” dan kepribadiannya. Padahal, dedikasi dan perjuangan mereka tidak terbentuk langsung karena kondisi atau keharusan keadaan, tetapi juga karena lingkungan dan cara belajar.
Tokoh-tokoh di bawah ini dikenal karena kecerdasan dan kepandaiannya. Berikut kami tuliskan kebiasaan dan cara belajar tokoh besar yang bisa Anda jadikan inspirasi untuk membentuk karakter.
1. Bung Karno
Ada catatan sejarah yang menyebutkan bahwa Bung Karno cukup jarang menyimak pelajaran di sekolah. Sebaliknya, beliau lebih senang melamun atau menggambar wayang. Saat disuruh maju untuk menulis di papan tulis tentang soal yang ditanyakan, Bung Karno malah menggambar tokoh wayang secara komplet. Lengkap dengan aksesorinya.
Karakter dan kecerdasan Bung Karno terbentuk saat dititipkan kepada H.O.S Tjokroaminoto, yang di kemudian hari menjadi gurunya. Saat umur 15 tahun, Bung Karno dititipkan ayahnya untuk melanjutkan sekolah di Hoogere Burger School (HBS). Tjokroaminoto saat itu sudah menjadi Ketua SI dan mengasuh banyak anak remaja di pondoknya dan mengajari banyak hal. Di sanalah Bung Karno menemukan gairah membaca buku, berdebat, dan berdiskusi dengan banyak orang.
Sejak mondok di sana, Bung Karno dididik dengan keras. Hampir setiap malam dan saat senggang, Bung Karno duduk di dekat kaki Tjokro yang memberikan buku-buku ke atas pangkuannya untuk dibaca. Dari sini kita belajar bahwa karakter seseorang bisa dibentuk dengan bantuan guru dan lingkungan. Dan tentu saja hal tersebut tidak terlepas dari kebiasaan membaca buku.
2. Gus Dur
Inilah tokoh hebat lainnya yang cinta membaca. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur bisa dikatakan maniak buku sejak kecil. Kebiasaan ini bahkan sering diingatkan ibunya untuk dikurangi, meski tidak dihiraukannya. Bermacam buku pribadi ayahnya bahkan sudah dibaca Gus Dur sejak duduk di bangku setingkat SMP.
Bahkan, Gus Dur pernah dicari-cari sepanjang siang oleh ibunya di sekeliling rumah. Padahal, Gus Dur sejak pagi membaca buku di balik pintu.
3. Bung Hatta
Bung Hatta lahir dan besar di lingkungan keluarga yang berada. Dididik dengan kehidupan yang disiplin, karakter seperti itu muncul dan berkembang sepanjang hidupnya. Bung Hatta kecil sekolah saat pagi hari dan belajar bahasa Belanda di sore hari. Oleh orang tuanya, Bung Hatta memang diarahkan agar sekolah di Belanda saat besar nanti.
Sejak remaja, Bung Hatta sudah membaca dan mengoleksi banyak buku. Ada riwayat yang mengatakan, Bung Hatta menghabiskan waktu 6 sampai 8 jam per hari untuk membaca buku. Kecintaannya pada buku bahkan sering dijadikan lelucon, bahwa buku adalah istri pertama Bung Hatta.
Nah, dari ketiga tokoh besar di atas, kita bisa menemukan kesamaan, yaitu kecintaan pada buku serta kegemaran membaca sejak kecil atau remaja. Kegemaran membaca inilah yang kemudian membentuk wawasan mereka sehingga bisa kita kenal sampai sekarang ini. Bahkan, Bung Hatta dalam masa pengasingannya pernah menuliskan optimismenya dengan tulisan, “aku rela dipenjara asalkan bersama buku, karena dengan buku, aku bebas.”
Cara belajar tokoh-tokoh hebat di atas bisa dijadikan contoh oleh orang tua untuk membentuk pribadi anaknya. Namun, yang harus diingat pertama kali adalah bahwa setiap manusia dilahirkan berbeda. Maka jangan terlalu memaksakan kehendak kepada anak, tetapi didiklah anak dengan penuh kesabaran dan kasih sayang.
How useful was this post?
Click on a star to rate it!
Average rating 0 / 5. Vote count: 0
No votes so far! Be the first to rate this post.
Be the first to write a comment.