Peran Keluarga dalam Pendidikan Anak
Seorang anak tidak hanya tumbuh dan berkembang sesuai wataknya, tetapi juga dibentuk oleh keluarga dan lingkungannya. Mereka dengan lingkaran pertemanan yang tepat akan punya sifat dan pemikiran yang berbeda dengan yang lainnya. Seorang anak yang cukup beruntung mendapatkan bimbingan orang tua akan berbeda dengan mereka yang tidak. Maka dalam konteks pendidikan, peran keluarga tidaklah sedikit.
Secara umum, konsep pendidikan adalah kegiatan di sekolah maupun rumah, yang dibina oleh tenaga pengajar, seperti guru atau dosen. Tentunya, para pengajar itulah yang berkontribusi besar pada mereka yang diajar.Pengajar yang baik dapat membentuk muridnya menjadi lebih baik, vice versa.
Akan tetapi, kita tidak bisa sepenuhnya melimpahkan tanggungjawab pendidikan kepada para pengajar. Banyak faktor lain yang memengaruhi, mulai dari diri mereka sendiri, teman, dan yang paling dekat adalah keluarga. Bahkan, peran keluarga bisa dibilang lebih berpengaruh terhadap pendidikan anak.Katakanlah seorang anak berada di bawah asuhan guru yang tepat, hingga ia bisa belajar menjadi dirinya dalam versi lebih baik. Namun, bagaimana jika sebaliknya? Keluarga akan menjadi opsi paling memungkinkan untuk memastikan mereka tumbuh dengan baik.
Lantas, apa saja peran keluarga tersebut?
Sebagai Teman
Jika ingin memastikan anak Anda mempunyai teman yang tepat, maka jadilah salah seorangnya. Jadilah sosok yang mereka percaya layaknya sahabat, yang membuat mereka bersedia jujur sepenuhnya. Jadilah pendamping yang ada di sisi mereka dalam berbagai situasi, susah dan senang.
Sebagai Mentor Pribadi
Salah satu peran keluarga yang sangat penting adalah bagaimana membuat mereka merasa punya pembimbing dari keluarga. Pada suatu titik di usianya, anak Anda mungkin akan menemukan minat yang potensial mengubah jalan hidupnya. Ia butuh sosok yang bisa membimbingnya, memberi masukan, menanyai pendapatnya, layaknya seorang mentor. Kadang ia berhasil mengarahkan dirinya di jalan yang tepat, tapi tidak menutup kemungkinan ia salah dan butuh diberitahu.
Hakimi Anak Anda!
Anak Anda belum berpengalaman seperti Anda, maka kemungkinan ia sering melakukan kesalahan karena ketidakpahamannya. Tugas Anda di sini adalah menjadi hakim bagi anak. Putuskan sesuatu bagi mereka, entah dengan agak memaksa. Anak Anda tidak akan suka hal ini. Ia bisa diam dan patuh, merasa dongkol, atau bertanya-tanya dalam hati.
Jadilah hakim yang baik. Beri tahu apa yang mereka perbuat dari sudut pandang lain, dampak dari perbuatannya, dan alasan kebaikan Anda untuk melarangnya melakukan hal tersebut. Dengan memberikan pemahaman secara tepat dan tidak mengesampingkan peran Anda sebagai orang tua mereka, ia akan belajar dari itu.
Awasi, Kontrol, dan Atur Mereka
Tiga kata kerja di atas tidak seseram kedengarannya. Orang tua yang bijak menaruh perhatian besar pada anak mereka. Apa yang hendak mereka perbuat, apa yang sedang mereka perbuat, dan apa yang akan mereka perbuat. Pastikan Anda tahu hal tersebut. Pastikan Anda paham situasi dan alasan mereka terhadap hal tersebut.
Setelah itu, Anda bisa mulai bertindak. Awasi gerak-gerik mereka secara rapi. Jika mereka akan melakukan sesuatu yang salah, tugas Anda untuk mengambil alih situasi. Lagi dan lagi, Anda tidak cukup sekadar menghentikan mereka, tapi beri juga pemahaman yang sesuai.
Peran keluarga sebetulnya lebih banyak dari pada hal-hal di atas. Kita tidak tahu situasi sekompleks apa yang akan dihadapi anak. Selalu ada untuk mereka merupakan hal yang sangat penting. Sebelum memastikan anak mendapat pendidikan yang tepat dari luar, pastikan Anda mendidik mereka terlebih dulu.
How useful was this post?
Click on a star to rate it!
Average rating 0 / 5. Vote count: 0
No votes so far! Be the first to rate this post.
Be the first to write a comment.