Masyarakat Indonesia kembali resah pasca terpilihnya Muhadjir Effendy sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di Kabinet Kerja. Pasalnya, mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini mengusulkan ide untuk memberlakukan program Full Day School di sekolah-sekolah Indonesia.
Program Full Day School merupakan sistem pengajaran yang mengharuskan siswa untuk menghabiskan setidaknya delapan jam untuk melakukan proses belajar di sekolah. Siswa diajak untuk melakukan berbagai kegiatan belajar formal dan non formal dengan dukungan pengajar di sekolah.
Berbagai keluhan datang dari pihak sekolah dan pengajar. Kurangnya sumber daya manusia dan fasilitas sekolah dianggap bisa menjadi tantangan terberat untuk melakukan program ini. Tak hanya itu, pemerintah dianggap melakukan kebijakan secara sepihak, tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan para pekerja di sektor pendidikan.
Meski begitu, Presiden Joko Widodo sudah memberikan arahan secara tegas kepada seluruh pekerja sektor ini. Presiden memastikan bahwa tidak ada paksaan untuk menerapkan sistem Full Day School. Pihak sekolah, orang tua siswa maupun ulama bisa mencapai kesepakatan bersama tanpa perlu mengindahkan peraturan pemerintah pusat terkait penyelenggaraan sistem ini.
Sistem Belajar Full Day School
Program Full Day School sendiri bukanlah hal baru di dunia pendidikan luar negeri. Beberapa negara maju dan berkembang seperti Inggris, Jepang, Singapura, Korea Selatan, Jerman, Amerika dan sebagainya juga telah menetapkan sistem belajar ini.
Siswa diberikan pelajaran formal dan ekstrakurikuler hingga waktu sekolah usai di sore atau malam hari. Meskipun membiarkan setiap siswa berada di sekolah dalam waktu yang cukup lama, sistem pendidikan ini dianggap bisa memberikan berbagai pengaruh positif kepada anak.
Apa saja yang menjadi nilai plus penerapan sistem Full Day School bagi anak? Serta apapula kekurangannya? Mari simak ulasan berikut:
Nilai Plus
- Anak akan mendapatkan pengertian materi pelajaran secara lebih mendalam.
- Melalui pelajaran praktik dan ekstrakurikuler, anak akan lebih mudah mengenali bakat dan kemampuannya selama ini.
- Anak akan tetap berada dalam pengawasan sekolah hingga sore/malam hari, sehingga orang tua tidak perlu khawatir akan aktivitas yang dilakukan anak sepulang sekolah.
- Anak akan merasakan kedekatan emosional dengan teman-teman dan para pengajarnya di sekolah.
- Anak bisa mengerjakan tugas di sekolah serta melakukan tanya jawab dengan pengajar akan materi yang tidak dimengerti.
- Jumlah pernikahan dini serta angka putus sekolah bisa berkurang akibat adanya interaksi dan pengawasan yang menyeluruh dari pihak sekolah.
Nilai Minus
- Anak cenderung menjadi mudah lelah dan sulit untuk berkonsentrasi saat jam pelajaran berlangsung.
- Biaya yang dikeluarkan akan lebih besar, sehingga anak dari orang tua tidak mampu cenderung akan kesulitan untuk memberikan tambahan biaya seperti uang saku dan biaya guru.
- Anak harus memiliki waktu tidur yang lebih singkat karena harus kembali bersekolah di pagi hari.
- Interaksi anak akan lingkungan sosialnya di luar sekolah menjadi berkurang.
- Komunikasi anak dengan orang tua menjadi berkurang akibat banyaknya waktu yang mereka habiskan bersama orang-orang di lingkungan sekolahnya.
- Anak tidak bisa mengikuti aktivitas lainnya seperti mengikuti les kesenian, renang, mengenal agama dan sebagainya.
Itulah beberapa hal yang menjadi kelebihan serta kekurangan sistem belajar Full Day School. Meski masih belum mendapatkan respon yang baik dari pihak sekolah dan orang tua, sistem belajar ini telah diterapkan pada sekolah-sekolah di beberapa daerah di Indonesia.
Jika Anda harus berhadapan dengan sistem ini, bagaimanakah respons Anda? Mari tinggalkan pendapat di kolom komentar!