Setidaknya ada tiga alasan klasik kenapa Matematika selalu menjadi momok bagi banyak anak mulai dari SD hingga SMA. Alasan pertama adalah gurunya yang kadang menyeramkan. Entah fakta atau Cuma kebetulan, sebagian besar guru matematika memang dikenal serius meski tidak semuanya menyeramkan atau killer seperti sebutan anak-anak.
Alasan kedua kenapa banyak anak tidak menyukai Matematika adalah banyaknya rumus yang harus dihafalkan. Menghafal susunan rumus dan penggunaannya cukup membuat banyak anak kelimpungan. Terakhir, alasan anak tidak suka Matematika adalah susahnya melakukan operasi pada bilangan. Kurang teliti sedikit hasilnya bisa salah kaprah.
Untuk mengatasi kesalahan dalam hitungan, anak-anak bisa diajarkan menggunakan sempoa. Metode penghitungan asli Tiongkok ini terbukti andal mengatasi kesalahan hitungan sehingga anak-anak lebih mudah dalam menjumlahkan, mengurangi, dan mengalikan. Berikut beberapa teknik yang bisa lakukan untuk menguasai sempoa.
-
Menguasai Dasar Penggunaan Sempoa
Tanpa mengetahui dasar dari penggunaan sempoa, anak-anak tidak akan bisa menggunakannya. Sempoa hanya akan menjadi alat dengan bulatan kecil-kecil yang terbagi menjadi dua baris yang berbeda. Selebihnya sempoa tidak akan bisa digunakan secara maksimal. Untuk mampu menguasai semua teknik dalam sempoa, anak harus diajarkan dasar-dasarnya hingga paham.
Teknik dasar yang harus dipahami adalah bagaimana cara menggunakan sempoa untuk penjumlahan. Bagaimana menggunakan sempoa untuk pengurangan hingga perkalian dan pembagian. Setiap operasi memiliki teknik yang berbeda sehingga anak harus menguasainya satu persatu.
-
Menguasai Teknik Penjumlahan dan Pengurangan
Sebelum melakukan penjumlahan, anak-anak harus paham kalau kolom paling belakang adalah tempat satuan, di depannya ada kolom puluhan, hingga akhirnya jutaan, dan puluh jutaan. Setelah memahami ini anak bisa diajarkan penjumlahan dasar, misal menjumlahkan satuan dengan satuan, puluhan dengan puluhan, dan seterusnya.
Penjumlahan dilakukan dari depan terlebih dahulu. Jika ada nanti ada angka yang lebih dari sepuluh, sisanya akan dijumlahkan ke depan. Teknik dasar ini juga berlaku untuk pengurangan. Untuk melakukan pengurangan dua bilangan, anak bisa memulainya dari kolom paling depan lalu berlanjut ke belakang hingga akhirnya hasil bisa didapatkan dengan mudah.
-
Menguasai Teknik Perkalian
Teknik perkalian tidak sama dengan teknik penjumlahan dan pengurangan. Teknik perkalian bisa dilakukan dengan membagi kolom menjadi tempat untuk bilangan pertama, jeda untuk penanda operasi perkalian, bilangan kedua, jeda untuk penanda sama dengan, dan zona hasil. Untuk melakukan perkalian, angka pertama pada bilang pertama dikalikan dengan angka pertama dari bilangan kedua (tahap pertama). Hal yang sama juga berlaku untuk angka kedua dari bilangan pertama yang juga dikalikan dengan angka pertama dan kedua pada bilangan kedua (tahap kedua).
Hasil perkalian tahap pertama akan diletakkan di kolom pertama lalu berlanjut ke kolom kedua dan mungkin ketiga pada zona hasil. Perkalian tahap kedua akan ditempatkan di kolom kedua, ketiga, dan kemungkinan empat. Pada kolom kedua dan ketiga, bilangan dari perkalian pertama dan kedua akan bertemu. Kedua bilangan ini bisa dijumlahkan untuk mendapatkan hasil perkalian yang sempurna.
-
Menguasai Teknik Sempoa Tanpa Alat
Setelah anak-anak menguasai penjumlahan dan pengurangan dengan cepat serta perkalian, arahkan anak untuk tidak menggunakan sempoa. Alat itu sebenarnya hanya media yang jika dihilangkan tidak akan berpengaruh apa-apa. Mulailah meminta anak untuk membayangkan sempoa ada di tangannya dan melakukan penghitungan dengan menggerakkan tangannya.
Awalnya anak akan merasa kesulitan karena sempoa tidak dia sentuh. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, mereka akan dengan mudah menguasai teknik ini. Tanpa menggunakan sempoa, mereka bisa melakukan penghitungan cepat. Prinsip dari teknik ini adalah menggunakan tangan sebagai simulator dari sempoa sehingga hasil bisa didapat dengan lebih mudah.
Inilah beberapa teknik menguasai sempoa yang bisa dikuasai dengan cepat. Semoga bisa diterapkan kepada anak-anak agar lebih menyukai matematika.