Apakah Anda termasuk orang tua yang menyadari pentingnya mengajari anak-anak memasak? Jika iya, Anda patut diacungi jempol. Anak memang perlubelajar masak sebagai bekal keterampilan hidup. Bekal yang belum terlalu terasa manfaatnya sekarang, tapi semakin berguna ketika dia tumbuh dewasa.
Masalahnya, bagaimana caranya agar anak tertarik belajar memasak? Katakanlah anak berada pada rentang usia 7-11 tahun. Sebagian dari mereka mungkin enggan belajar memasak karena tidak bisa menikmati aktivitas di dapur. Nah, berikut ini ada tips-tips yang diharapkan bisa membuat anak tertarik belajar masak.
-
Jangan Takut Kotor
Salah satu kesalahan orang tua ketika mengajari anak memasak yaitu tidak suka melihat tangan anaknya kotor, atau tidak suka melihat dapurnya terlalu kotor.Biasanya, anak suka memainkan bahan masakan, terutama ketika membuat kue. Wajah yang berlepotan dengan tepung atau tangan yang terkena saus adalah hal biasa. Bukan anak-anak namanya jika tidak pecicilan mencoba segala sesuatu.
Kadang-kadang, anak berniat membantu memasak, tapi malah mengotori dapur dengan menghamburkan bahan masakan atau justru menumpahkan sesuatu. Jangan merasa kapok mengajarinya, ya. Kotor sebentar tidak apa-apa, kan, demi kebaikan. Bebaskan dia berkreasi dan merasa nyaman di dapur dulu sebelum semakin paham untuk lebih bertanggung jawab.
-
Jadikan Aktivitas Memasak Seseru Mungkin
Salah satu hal yang membuat anak keranjingan belajar masak yakni ketika dia sudah merasa betah di dapur. Dia merasa bebas berekspresi dan selalu ada hal baru yang dinanti. Tugas Anda adalah menjadikan aktivitas memasak seseru mungkin.
Ajak anakmemasak menu baru, atau berkreasi dengan menu kesukaannya. Misalnya, anak Anda menyukai nugget ayam. Cobalah berkreasi dengan membuat nugget sayuran atau nugget jamur.
Trik lainnya dengan menjadwalkan membuat kue setiap Minggu. Kalau perlu, ajak anggota keluarga lainnya. Anak pun akan merasa senang beraktivitas di dapur sambil diselingi canda tawa bersama keluarga. Agenda membuat kue pun selalu menjadi hari yang ditunggu-tunggu.
-
Berikan Tugas-Tugas Ringan dalam Menyiapkan Makanan
Jadikan dia sebagai asisten kecil Anda, agar dia merasa memiliki peran penting di dapur. Tapi, anak tidak bisa langsung mendapat tanggung jawab menyiapkan makanan yang melibatkan peralatan masak. Anda bisa membiasakannya dari hal-hal kecil dulu. Misalnya, mencuci sayur-sayuran, mengaduk makanan dalam mangkuk, menata meja makan, dan sebagainya.
-
Libatkan Anak dalam Berbelanja Bahan Masakan
Sesekali, ajaklah anak Anda ikut serta ke pasar. Jelaskan padanya, bahan apa saja yang Anda butuhkan dan seberapa banyak jumlahnya. Kalau perlu, biarkan anak ikut memilih-memilih sendiri, seperti memilih tomat dan kentang.
Sesampainya di rumah, ajaklah dia untuk terlibat dalam menyiapkan masakan. Minimal, membantu mencucikan sayur. Setidaknya, berikan pemahaman kepadanya bahwa kita harus menghargai setiap proses dalam menghidangkan makanan untuk keluarga, mulai dari berjalan ke pasar sampai memasaknya. Makanan yang disantap pun terasa lebih nikmat karena merupakan hasil jerih payah sendiri.
-
Demo Masak
Inilah momen paling ditunggu-tunggu. Jika anak sudah lumayan mahir memasak, walaupun hanya makanan-makanan yang sederhana, ajaklah dia mendemonstrasikan kemampuan memasaknya di hadapan teman-temannya. Undanglah teman-temannya ke rumah untuk makan siang. Kemudian, anak Anda memperlihatkan kemampuannya membuat spageti, atau sup jamur, atau apa saja.
Kegiatan itu memiliki beragam manfaat. Selain memotivasi dirinya untuk terus belajar masak, kepercayaan dirinya pun semakin tumbuh. Dia juga terlatih untuk pantang menyerah dalam menghasilkansebuah menu makanan yang lezat.
Kesimpulannya, anak harus dibuat senang dan antusias dulu dengan aktivitas di dapur. Jika pola pikirnya tentang memasak sudah menyenangkan, dia pun akan tertarik belajar masak dengan lebih serius.