Mendongeng dengan karangan sendiri atau membacakan cerita dari buku sudah jarang dilakukan, entah karena orang tua sibuk atau menganggap mereka tidak bisa mendongeng. Padahal mendongeng memiliki berbagai manfaat. Untuk bisa mendongeng untuk anak, Anda tidak perlu semahir seperti pendongeng profesional. Namun, ada beberapa cara mendongeng untuk anak agar manfaat mendongeng diperoleh optimal dan kegiatan mendongeng sebelum tidur semakin seru.
-
Pilih buku sesuai perkembangan emosi dan usia
Memilih buku untuk anak hampir sama dengan memilih-milih acara televisi. Ada buku anak yang terlalu ‘berat’ untuk anak-anak, tidak sesuai dengan usia, atau jalan ceritanya terlalu memusingkan. Bagi anak usia 0-2 tahun, pilihlah buku dengan teks yang sederhana dan penuh dengan gambar besar. Carilah buku dongeng yang memiliki tekstur sebab perkembangan sensorinya sedang pesat di usia tersebut.
Buku untuk mengasah karakter seperti fabel sederhana, petualangan, cerita berima, dan kisah tokoh tertentu, bisa didongengkan untuk anak 3-5 tahun. Pada usia ini, anak juga perlu mengenal berbagai ekspresi emosi seperti marah, sedih, senang, sebab bermanfaat untuk pengendalian emosinya saat berusia lebih dewasa.
Sebelum membacakan cerita, biarkan anak-anak memilih sendiri buku yang mereka inginkan atau memilih salah satu dari 2-3 buku yang Anda pilih. Anak-anak juga cenderung lebih memperhatikan jika tokoh dalam cerita tersebut memiliki umur yang sama.
-
Membaca Nyaring
Kombinasi suara orang tua, gambar di buku, dan sentuhan bisa meningkatkan kemampuan anak mengingat sesuatu. Cara mendongeng untuk anak dengan membaca nyaring akan membantu anak dan Anda mendalami cerita. Bagi anak yang belum bisa membaca atau pra sekolah, membacakan cerita secara nyaring secara tidak langsung akan mengenalkan mereka dengan huruf dalam kata tanpa belajar seluruh alfabet terlebih dahulu. Hal ini tentu akan membantunya saat belajar membaca.
Anak-anak biasanya memiliki buku ‘favorit’ yang akan mereka baca setiap malam. Meskipun mungkin bagi orang tua menjadi membosankan, tapi pengulangan ini akan membantu anak memahami kosakata dan membuatnya nyaman, sehingga lebih cepat tidur.
-
Bertanya pada anak
Meskipun bayi berusia kurang dari 2 tahun belum lancar berbicara, Anda bisa tetap berinteraksi dengannya melalui buku-buku yang merangsang panca indera. Sebagai contoh, mintalah anak untuk menunjuk binatang/kendaraan di buku yang sedang dibaca bersama dari suara yang Anda ciptakan.
Untuk anak-anak yang sudah bisa diajak berdiskusi, dengan bertanya Anda merangsangnya untuk mengingat kembali dongeng yang dibacakan. Dengan bertanya, Anda juga memastikan bahwa ia memperoleh hikmah dan pemahaman yang benar tentang karakter tokoh yang diceritakan sehingga ia mengetahui konsep baik dan buruk suatu peristiwa.
-
Beda Karakter, Beda Suara
Agar mendongeng untuk anak lebih menarik, Anda bisa memainkan peran sebagai tokoh dalam cerita. Anda bisa menirukan suara hewan atau suara benda dalam buku bayi atau balita. Jika cerita mengandung dialog antar tokoh, Anda bisa memainkan suara, intonasi, bahkan logat untuk setiap tokoh.
Salah satu yang paling mudah adalah membedakan suara laki-laki dan perempuan. Contoh lainnya yaitu mengubah suara menjadi parau dan garang untuk menunjukkan tokoh jahat atau menyeramkan. Saat tokoh dalam cerita ketakutan, Anda bisa membaca terbata-bata dan mengecilkan suara Anda. Intonasi datar bisa digunakan jika anak-anak sudah terlihat mengantuk, untuk membuatnya terlelap.
-
Gunakan Media Tambahan
Beberapa buku anak menyediakan aksesori tambahan sebagai pendukung cerita, misalnya wayang-wayangan kertas sebagai media cerita. Jika tidak ada, Anda bisa menggunakan barang-barang yang ada di rumah seperti boneka tangan, boneka kaus kaki, buah-buahan, dan sebagainya.
Hal yang terpenting dari mendongeng untuk anak adalah orang tua dan anak sama-sama menikmati quality time. Dengan mendongeng secara rutin, Anda juga bisa meningkatkan kesukaannya membaca dan merasa dekat dengan Anda. Selamat mencoba!