Langkah nyata pertama kamu dalam menyusun skripsi adalah menentukan topik skripsi. Topik berbeda dengan judul. Topik lebih global, sedangkan judul lebih spesifik dan mengandung permasalahan yang lebih jelas serta terarah. Topik inilah yang nantinya akan menentukan tingkat kesulitaan pengerjaan skripsi kamu.
Untuk mendapatkan topik yang bakal bikin kamu happy dan enjoy saat mengerjakannya, coba deh ikuti strategi berikut ini:
Biarkan cinta bicara
Widih…ngomong skripsi kok larinya malah ke cinta-cintaan, sih? Lha iya, untuk membuat skripsi dengan enjoy, kamu juga membutuhkan cinta. Pilihlah topik skripsi yang benar-benar diminati agar semangat kamu dalam mengerjakannya seperti api Mrapen, yang gak akan padam dan tetap abadi.
Masih langka
Sesuatu yang langka selalu menarik perhatian dan mendatangkan penghargaan. Banyak mahasiswa membuat skripsi yang topiknya sudah banyak dibahas oleh kakak-kakak angkatan mereka. Alasannya, yaitu kemudahan dalam mencari referensi. Namun, pilihan ini memiliki kelemahan. Biasanya, dosen penguji sudah menguasai topik tersebut karena sudah sering diangkat oleh mahasiswa sebagai topik skripsi.
Akibatnya apa? Kamu akan sangat mudah dijatuhkan dalam sidang. Untuk menghindari risiko seperti ini, kamu sebaiknya memberanikan diri memilih topik yang masih jarang diangkat atau topik yang benar-benar baru dan unik. Tapi, jangan modal nekat doang, ya. Pastikan subjek penelitian dan teori pendukung yang dibutuhkan tersedia.
Tetap memijak bumi
Sebagian mahasiswa memiliki semangat dan idealisme yang mencakar langit. Bagus tuh! Tapi harus diingat, mengambil topik skripsi yang terlalu rumit dapat menjadi hambatan serius. Sebagai contoh, kamu ingin menciptakan teori baru. Duh, berat bro!
Kamu memang harus berupaya sebaik mungkin untuk menghasilkan skripsi yang berkualitas, tapi tetap harus memijak bumi. Sesuaikan saja dengan kualifikasi yang diminta pada jenjang S1. Jika kamu ingin menyusun tugas akhir seperti itu, kamu bisa menyimpannya untuk tesis atau disertasi.
Perpustakaan adalah gudang inspirasi
Langkah selanjutnya adalah mulailah mengunjungi perpustakaan. Bongkar literatur yang ada di sana. Kamu bisa memulai dari membaca buku-buku yang disukai. Siapa tahu, kamu bisa mendapatkan ide untuk menemukan topik. Kamu juga bisa membaca skripsi para senior. Pikiran kamu akan jauh lebih terbuka untuk menemukan topik skripsi atau menemukan cara pandang baru atas persoalan lama.
Lapak buku lama juga gudang inspirasi
Tempat-tempat yang menjual buku, majalah, jurnal, atau surat kabar lama juga bisa menjadi tempat yang baik untuk menemukan topik skripsi. Referensi kuno seperti ini sering memuat informasi penting yang memantik ide cemerlang di kepala kamu.
Diskusi dengan senior
Semasa kuliah, kamu pasti punya senior yang akrab. Nah, mereka sudah melewati proses pembuatan skripsi dengan segala seluk-beluknya, bukan? Coba deh bersilaturahmi, meminta saran, dan berdiskusi. Mereka pasti membantu. Siapa tahu, kamu tercerahkan sehingga mendapat ide topik skripsi yang bagus.
Minta bantuan dosen pembimbing
Saat mencari topik skripsi, kamu memang belum sampai pada tahap mengajukan judul ke dosen pembimbing. Namun, bukan berarti kamu tidak boleh berkonsultasi dengan mereka. Dosen pembimbing merupakan sosok terbaik untuk memberikan nasihat dan saran tentang skripsi, bahkan sejak kamu baru mulai mencari topik.
Jadi, jangan ragu, segan, apalagi takut untuk meminta bantuan dosen pembimbing. Mereka adalah orang tua akademik kamu selama di kampus. Mereka akan membantu kamu untuk mendapatkan hasil yang memuaskan.
Melakukan pengamatan
Terkadang topik skripsi bisa muncul tiba-tiba di kepala setelah kamu melihat suatu peristiwa. Perilaku orang di mal, kemacetan lalu lintas, fenomena anak jalanan, kejayaan kuliner tradisional, dan sebagainya. Hal tersebut bisa saja mencetuskan ide dan topik skripsi, tergantung pada jurusan kamu. Untuk mendapatkan topik semacam ini, kamu harus rajin mengamati lingkungan dan memikirkan berbagai fenomena di dalamnya.
Ternyata, mencari topik skripsi itu tidak sesulit yang dibayangkan, ya. Ayo, cari inspirasimu sekarang juga!